Pasien tersebut menusuk gendang telinganya dan nyaris mengalami kerusakan permanen.
"Membersihkan dengan cotton bud sebenarnya mendorong kotoran itu semakin dalam, bukannya membersihkannya," lanjutnya.
Pada dasarnya, kita tak perlu membersihkan lubang telinga karena tubuh memiliki mekanisme membersihkan dirinya sendiri.
Kulit yang melapisi saluran telinga juga berbeda dari kulit bagian tubuh lain.
Ada gerakan aktif pada kotoran telinga dari luar serta ke dalam dan ke luar untuk menghilangkan kotoran atau debu.
Jika telah kecanduan, cara terbaik untuk mengembalikan telinga ke keadaan semula adalah berhenti menggunakan kapas.
Namun, hal itu bisa sulit apalagi ketika bagian dalam telinga terasa gatal.
"Jika gendang telinga tak tertusuk, kita bisa meneteskan satu atau dua tetes minyak mineral atau baby oil untuk menyingkirkan rasa gatal," ujarnya.
Cara efektif yang bisa dilakukan di rumah untuk membersihkan kotoran telinga adalah memasukkan minyak ke dalam telinga selama 15-30 menit, lalu gunakan at-home irrigation kit (alat penyedot) untuk membersihkannya.
Cara ini direkomendasikan oleh American Academy of Otolaryngology bagian Head & Neck Surgery.
Kalau pendengaran kita terganggu atau terasa gatal terus-menerus, segera temui dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bisa juga kita melakukan pembersihan kotoran jika itu menyumbat saluran telinga.
Jangan tergoda mencoba pembersihan kotoran telinga dengan lilin seperti di spa karena belum ada bukti ilmiah yang bisa mendukung keamanan dan hasilnya.
Hal itu sangat tidak efektif dan berbahaya, dengan hasil terburuk, yaitu luka bakar hingga pelubangan pada membran, bagian yang memisahkan saluran telinga dan telinga bagian tengah.
Jika masih perlu membersihkan telinga, apa pun yang bisa kita lihat atau sentuh dengan ujung jari masih dibolehkan.(*)
Baca Juga: Bikin Jengkel! Ini 7 Cara Mengatasi Telinga Berdengung Terus Menerus Secara Alami
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | NOVA |
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR