NOVA.id - Bagi seluruh perempuan proses melahirkan memang ada diantara hidup dan mati.
Pertaruhan saat melahirkan jabang bayi adalah nyawa sang ibu.
Namun, tak hanya perjuangan berat itu saja saat proses persalinan.
Baca juga: Mari Cegah Bersama Terulangnya Kasus Eksploitasi Anak, Dimulai dengan Melakukan Hal Ini
Bagi sebagian orang, biaya persalinan juga menjadi perjuangan yang berat untuk bisa melunasi segala tanggungan.
Pasalnya, memang bisa dikatakan biaya persalinan tidaklah murah.
Seperti dilansir dari Wartakotalive.com, karena ketiadaan uang untuk membayar biaya persalinan, seorang bayi laki-laki yang baru dilahirkan disandera oleh pihak RSI Bunda Aliyah.
Bayi tersebut dilahirkan oleh ibu bernama lengkap Leni Marlina dengan operasi caesar pada Selasa (2/2/) lalu.
Baca juga: Awas, Alat Tes Kehamilan Terkadang Hasilnya Tidak Akurat Loh, Ini Penyebabnya
Pihak rumah sakit yang berlokasi di Jalan Kartini, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, meminta biaya perawatan dan persalinan yang dijalani Leni Marlina sebesar Rp 13 Juta ke pihak keluarga, jika ingin keluarga mengambil sang bayi.
Leni Marlina meninggal dunia usai menjalani operasi caesar pada Selasa lalu itu, sedangkan bayinya selamat. ]
Jenazah Leni sudah dimakamkan pihak keluarga di TPU Citayam, Rabu (3/2/) pagi.
Baca juga: Bocah Penjual Tisu Korban Pedofilia Ternyata Digilir di Hotel Bintang 5 Hingga Wisma Kedutaan
Namun sampai Kamis (4/2/2018), bayi Leni masih ditahan pihak rumah sakit dan tidak bisa diambil pihak keluarga, sebelum menebus uang perawatan dan persalinan Leni.
Hal itu diungkapkan Lilis (24), anak pertama Leni, kepada Warta Kota, Kamis (4/2/).
"Uang Rp 13 Juta yang diminta pihak rumah sakit itu, belum termasuk biaya perawatan bayi yang dilahirkan ibu kami. Kami tidak bisa mengambil bayi jika kami belum membayar sedikitnya Rp 13 Juta ke pihak rumah sakit," ungkap Lilis.
Ia menjelaskan, bayi yang kini masih ditahan pihak RSIA Bunda Aliyah dan dirawat di ruang NICU-PICU itu, adalah anak kedelapan dari pasangan Leni Marlina dan Janik (44).
Baca juga: Misteri Kematian Mahasiswa Esa Unggul yang Sudah Hampir Setahun Tak Kunjung Terpecahkan
Leni dan Janik tercatat sebagai warga Beji, Depok, namun berdomisili di Kampung Kelapa, Citayam, Bojonggede, Bogor.
"Ayah saya hanya seorang buruh harian lepas dan bekerja serabutan, sehingga tidak punya uang sebanyak itu seperti yang diminta rumah sakit. Apalagi kami masih berduka, karena ibu kami meninggal dunia di rumah sakit, saat melahirkan adik kami Selasa lalu," tutur Lilis.
Kata Lilis, sejak ibunya melahirkan sang bayi, pihak rumah sakit tidak memperkenankan keluarga melihat kondisi sang bayi.
"Kami tidak boleh melihat kondisi bayi oleh pihak rumah sakit tanpa alasan yang jelas," kata Lilis.
Baca juga: Takut Uang Habis Karena Nabung? Gunakan Cara Ini Deh!
Karenanya, sambung Lilis, pihaknya hanya menerima informasi saja soal bayi yang dilahirkan ibunya, dari pihak rumah sakit.
"Menurut informasi pihak rumah sakit, bayi yang dilahirkan ibu saya berjenis kelamin laki-laki dengan tinggi badan 51 cm serta kondisinya sehat. Tapi kami tidak boleh melihat kondisi bayi sampai sekarang. Bayi masih dirawat di ruang NICU-PICU," beber Lilis.
Lilis juga mengatakan, ibunya tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan saat pertama kali masuk ke RSIA Bunda Aliyah di Jalan Kartini, Depok.
Hal ini katanya sudah diinformasikan ke pihak rumah sakit sejak awal.
Baca juga: Gawat! 2 Bocah Penjual Tisu di Blok M Jadi Korban Pedofilia WNA
Karenanya, pihak rumah sakit membuat surat perjanjian dengan pihak keluarga yang ditandatangani Janik, bahwa keluarga mesti mengurus kartu BPJS Kesehatan dalam waktu 3x24 jam, jika ingin bebas biaya.
"Kalau selama tiga hari BPJS-nya tidak selesai, maka kami harus bayar semua biayanya. Sampai sekarang pengurusan BPJS ibu saya masih terkendala, dan ini hari terakhir," terang Lilis.
Lilis berharap ada kebijakan dari pihak rumah sakit untuk meringankan biaya persalinan ibunya dan perawatan bayi, yang merupakan adiknya itu.
Baca juga: Cerdas Merawat Gigi untuk Gigi Sehat dan Senyum Menawan
"Kami pihak keluarga sekarang mencoba bernegosiasi dengan pihak rumah sakit untuk hal itu, dan berharap bisa membawa bayi yang dilahirkan ibu kami," cetus Lilis.
Menurutnya, saat ini keluarga didampingi oleh komunitas wartawan Depok yang tergabung dalam Mitra Pers Depok (MPD), bernegosiasi dengan pihak rumah sakit agar keluarga bisa mengambil sang bayi.
"Kami masih menunggu di ruang tunggu rumah sakit, sama teman-teman dari MPD," imbuh Lilis.(*)
Budi Sam Law Malau / Warta Kota
Source | : | Warta Kota |
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR