NOVA.id- Selain sayuran dan buah, salah satu asupan yang memiliki nilai gizi baik adalah ikan.
Hal ini sudah dipercaya turun-temurun sejak dahulu.
Kandungan asam lemak omega-3 dalam ikan sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Selain itu juga senyawa ini bisa mengurangi rasa kaku pada sendi, dan juga menurunkan risiko depresi.
(Baca juga: Takut Uang Habis Karena Nabung? Gunakan Cara Ini Deh!)
Sebuah studi mengungkapkan ketika mengonsumsi ikan lebih banyak tentu omega-3 yang didapat akan lebih banyak, dan ini bisa membantu menyembuhkan kita setelah terkena serang jantung, mengurangi efeknya, dan juga memberikan tindakan anti-inflamasi secara umum, melansir Kompas,com.
Kali ini ada alasan baru mengapa kita harus mengonsumsi ikan.
Karena ikan dianggap bisa membuat tidur lebih nyenyak dan juga mampu meningkatkan fungsi otak.
(Baca juga: Cerdas Merawat Gigi untuk Gigi Sehat dan Senyum Menawan)
Menurut studi terbaru dari University of Pennsylvania, anak-anak yang makan ikan dalam seminggu mendapatkan nilai IQ lima poin lebih tinggi, dan disebut lebih sedikit mengalami gangguan tidur.
Dalam penelitian yang menganalisis lebih dari 500 anak-anak berusia 9-11 tahun itu memang tak diidentifikasi jenis ikan yang diasup, tapi para peneliti tertarik untuk mendalami jenis ikan apa saja yang dapat meningkatkan performa otak dan tidur lebih baik.
Bila selama ini ikan salmon diakui memiliki banyak lemak omega-3, namun ternyata sarden serta ikan kembung pun kaya akan kandungan tersebut.
(Baca juga: Ingin Pernikahan Harmonis dan Bertahan Lama? Inilah 10 Hal yang Wajib Dilakukan)
“Kekurangan waktu tidur terkait dengan perilaku anti-sosial; kemampuan kognisi yang rendah terkait dengan perilaku anti-sosial,” kata Adrian Raine, Ph.D, profesor kriminologi, psikiatri dan psikologi di University of Pennsylvania.
“Kami menemukan bahwa suplemen omega-3 mengurangi perilaku anti-sosial, sehingga tak mengejutkan bahwa ikan berperan besar dalam hal tersebut. Jika ikan meningkatkan kualitas tidur, maka itu hal yang bagus. Jika turut serta meningkatkan kemampuan kognitif—seperti yang ditemukan saat ini—lebih bagus. Dua kali lebih baik.” (*)
(Kompas.com / Kahfi Dirga Cahya)
KOMENTAR