NOVA.id – Dalam hidup, kita dibiasakan untuk bisa bersikap baik pada orang lain agar tak menimbulkan permusuhan.
Namun ternyata, dibuktikan pada sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behavior, orang-orang baik yang cenderung peka pada ketidakadilan atau ketidaksetaraan sosial cenderung menunjukkan gejala depresi, dibandingkan orang yang cenderung egois.
Riset yang dipimpin oleh Dr. Masahiko Haruno tersebut meneliti kaitan pola pikir orang-orang yang dianggap pro-sosial - mereka yang rela berkorban demi keadilan dan kesetaraan - dengan gejala klinis depresi jangka panjang.
(Baca juga: Deretan Foto Ketika Orang-Orang Coba Mengikuti Perilaku yang Disarankan Oleh Internet, Nomor 9 Serem)
Percobaan dilakukan dengan meneliti kepribadian 350 orang untuk menentukan apakah mereka masuk kategori 'pro-sosial' atau 'individualis'.
Peneliti juga mengukur keinginan orang untuk saling berbagai kepada mereka yang kurang beruntung dari segi keuangan.
Mereka memeriksa otak peserta riset yang telah dikelompokan dalam kategori 'pro-sosial dan 'individualis; menggunakan magnetic resonance imaging (MRI).
(Baca juga: Beredar Video Mesum Antara Anak Kecil dan Perempuan Dewasa, Polisi Lakukan Penyelidikan)
Hal ini dilakukan untuk melihat area otak mana yang aktif selama situasi tertentu.
Hasilnya, terdapat perbedaan pada gambaran otak pada dua tipe ini.
Saat memberikan uang kepada mereka yang kurang beruntung, orang-orang pro-sosial menunjukan aktivitas tinggi di amigdala (wilayah evolusioner otak yang terkait dengan perasaan otomatis, termasuk stres).
(Baca juga: Takut Uang Habis Karena Nabung? Gunakan Cara Ini Deh!)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR