Misalnya, bila berniat bahkan berani meninggalkan karier gemilang di perusahaan tempat kita sebelumnya bekerja, demi all-out untuk merintis sebuah bisnis.
Sementara teman ternyata hanya mencari kegiatan pengisi waktu luang atau hanya ingin bersenang-senang bersama kita saja.
(Baca juga: Mandi dan Berhubungan Intim Hanya Sekali dalam Setahun, Wanita ini Diceraikan Suaminya)
Hal lain yang juga penting dibahas adalah value atau nilai-nilai yang dianut masing-masing.
Misalnya kita dan sahabat ingin menjalankan usaha kuliner dan mendirikan sebuah restoran.
Kita sangat concern dengan masalah lingkungan sehingga menginginkan sebuah restoran yang peduli lingkungan, mulai dari penggunaan bahan organik dalam menu, kemasan yang bisa didaur ulang, hingga penataan ruangan yang tidak memberi tempat bagi para perokok.
(Baca juga: Sudah Hampir 2 Minggu, Ternyata Ini Alasan Ibunda Jennifer Dunn Belum Sempat Berkunjung ke Rumah Tahanan)
Sementara calon partner hanya mementingkan soal bagaimana mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya sehingga value yang kita yakini menurutnya sulit dijalankan dan berpotensi mengurangi keuntungan.
Nah hal-hal semacam ini perlu dibicarakan tuntas di awal.
Perbedaan visi, misi serta nilai-nilai seringkali membuat frustrasi dan membuat hubungan rentan bubar.
(Baca juga: Ramai Bicarakan Kebijakan Penenggelaman Kapal Asing, Hotman Paris Sebut Susi Pudjiastuti Perlu Disematkan Gelar Lain)
2. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR