NOVA.id - Beredar stigma negatif tentang penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) atau yang akrab disebut micin dengan pengaruhnya terhadap kesehatan ternyata perlu mendapat perhatian khusus.
Pasalnya, informasi yang diterima masyarakat saat ini tidak disertai dengan data yang akurat.
Mengutip dari Tribunstyle.com, menurut ahli gizi Dr Johanes Chandrawinata, MND, SpGK masih banyak pemahaman masyarakat atas MSG tidak benar.
Baca juga: Ssst… Ternyata Premix Jauh Lebih Mudah Digunakan untuk Bisnis Kuliner, Loh! Ini Dia Alasannya
Misalnya, MSG dianggap berbahaya dan merusak kesehatan.
“Pada kenyataannya selama bertahun-tahun berbagai studi menyimpulkan bahwa MSG aman."
"MSG berdasarkan peraturan BPOM dan Kementerian Kesehatan dinyatakan aman dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 33 Tahun 2012," katanya, Kamis (25/1).
Baca juga: Berjuta Kebaikan dalam Segelas Susu Gurih Tanpa Garam yang Wajib Kita Tahu
Pada aturan itu pun, acceptable daily intake (ADI) atau batas asupan harian dalam mengonsumsi MSG dinyatakan not specified atau secukupnya.
“Artinya ini menunjukkan bukan barang berbahaya, serta konsumsinya secukupnya dan sesuai selera," ujarnya.
Kandungan glutamat pun terdapat di setiap makanan yang ada di keseharian kita seperti kerupuk, mi instan, keripik, nugget, hinga minuman ringan.
Justru, menurut Johanes yang harus dikhawatirkan adalah konsumsi garam, bukan MSG.
Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!
Seperti kita ketahui, kandungan natrium pada garam bisa mencapai 36%, sedangkan natrium di MSG hanya 12%.
"Konsumsi yang tinggi akan natrium bisa menyebabkan hipertensi,” katanya.
Di Jepang, MSG secara resmi disetujui sebagai bahan tambahan makanan pada tahun 1948.
Sepuluh tahun kemudian, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) menyatakan bahwa MSG aman.
Selain itu, mulai tahun 1970, JECFA (Joint Expert Committee on Food Additives) yang dibentuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) merilis sejumlah pernyataan tentang keamanan MSG pada bayi.
Dalam konferensi tersebut, menghasilkan kesimpulan pada tahun 1987 bahwa penggunaan MSG tidak perlu dibatasi pada bayi usia berapa pun.
Penyelidikan tentang keamanan MSG yang mungkin paling menyeluruh dipublikasikan pada tahun 1995 oleh FASEB (Federation of American Societies for Experimental Biology).
Laporan ini, yang membahas 18 pertanyaan rinci tentang keamanan MSG dalam lebih dari 350 halaman, menegaskan keamanan MSG untuk populasi umum pada tingkat konsumsi normal dan tidak menemukan bukti keterkaitan antara MSG dengan masalah medis jangka panjang yang serius.(*)
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR