Lalu mereka kembali lagi untuk menjalani pola makan lainnya, yang membatasi makan dan ngemil mereka pada siang dan malam pukul 23.00.
Hasilnya, terjadi perubahan berat badan, metabolisme dan pembakaran lemak pada tubuh partisipan studi.
(Baca juga: 1.200 Anjing Dikonsumsi di Kota Solo dalam Sehari!)
Para peneliti menemukan bahwa saat mereka makan lebih larut, berat badan, insulin, glukosa pyasa, kolesterol, dan level trigliserida mereka memburuk.
Selain itu, ditemukan juga masalah pada perubahan hormon.
Pergeseran waktu makan berpengaruh pada tertundanya lonjakan hormon ghlerin yang merangsang nafsu makan dan memperlambat pelepasan leptin, hormon yang memberi sinyal kenyang.
(Baca juga: Ngaku Nggak Rutin, Selama Satu Tahun, Roro Fitria Selalu Nambah Dosis Sabu)
Makan lebih awal akan menghindarkan kita dari keinginan makan dan ngemil larut malam.
Pimpinan penelitian, Namni Goel, PhD menuturkan, studi mengenai kurang tidur menemukan bahwa kekurangan waktu tidur berdampak buruk pada berat badan dan metabolisme, karena makan larut malam kadang menjadi bagian di dalamnya.
(Baca juga: Sebal Karena Bekas Lipstik Selalu Menempel di Gelas? Lakukan 3 Cara Ini untuk Menghindarinya!)
Tapi, penemuan terbaru menemukan bahwa makan malam lebih awal memberikan manfaat dan dampak baik terhadap pola tidur.
"Makan lebih larut berdampak negatif pada berat badan, energi dan hormon, seperti glukosa tinggi dan insulin, yang menjadi penyebab diabetes. Kemudian juga kadar kolesterol dan trigliserida naik, yang menjadi penyebab penyakit kardiovaskular dan masalah kesehatan lainnya," kata Goel.
(Kompas.com/ Nabilla Tashandra)
KOMENTAR