Sementara risiko penduduk dewasanya mengalami kelebihan berat badan naik sebesar 5 persen.
(Baca juga: Penemuan Baru! Minuman Ini Ternyata Lebih Ampuh Bikin Kita Mudah Fokus dan Usir Kantuk)
Datar menghubungakan temuan studi tersebut dengan teori penularan sosial (social contagion theory).
Jika banyak orang yang obesitas disekitar kita, risikonya untuk mengalami kegemukan juga tinggi.
"Dengan kata lain, tinggal di sebuah komunitas dimana obesitas adalah hal biasa, dapat menimbulkan gaya hidup malas, makan makanan tidak sehat dan obesitas lebih diterima secara sosial," ujar Datar.
Mereka yang berada dalam komunitas obesitas cenderung memiliki aktivitas fisik yang minim, cenderung tak memiliki lingkungan rmah yang sehat (mengonsumsi banyak makanan cepat saji dan tak memiliki batasan berapa banyak memakannya), serta cenderung tak pernah masak di rumah.
(Baca juga: Berkaca dari Kasus Sridevi, Sebaiknya Ikuti Tips Ini untuk Mencegah Kecelakaan di Kamar Mandi)
Datar dan Nicosia mengamati keluarga-keluarga militer tersebut sepanjang waktu dan berharap mendapatkan data spesifik soal perubahan berat badan dari para partisipan, sejak awal mereka mulai tinggal di sana hingga ke depannya.
Namun, penemuan mereka sejauh ini tidak hanya berlaku untuk keluarga militer.
"Data kami menyebutkan bahwa rasio kelebihan berat badan di keluarga militer angkanya tidak jauh dengan yang terjadi di kelompok keluarga sipil," ujar Datar.
(Baca juga: Masih Takut Pakai Eyeliner Cair? Cara Ini Dijamin Kita Jago Bikin Eyewing Memesona Tanpa Takut Gagal)
Selain itu, banyak bagian dari keluarga militer juga tinggal di pemukiman kelompok sipil dan anak-anak mereka belajar di sekolah publik.
Datar dan Nicosia meyakini temuannya juga bisa menunjukkan fakor risiko obesitas terhadap populasi umum.
Obesitas ini mengundang beberapa risiko kesehatan seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, hingga penyakit jantung. (*)
(Kompas.com / Nabilla Tashandra)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Kegemukan Bisa Menular?")
KOMENTAR