NOVA.id - Polres Trenggalek, Jawa Timur, menetapkan 7 tersangka pelaku kekerasan yang menewaskan seorang ibu rumah tangga, Tuminem (50).
Dua tersangka di antaranya adalah anak kandung dan menantu korban.
Sang ibu diduga meninggal setelah dianiaya dengan cara dicekoki air melalui selang.
Baca juga: Sadis! Seorang Ibu Dibunuh dengan Cara Dicekoki Air Lewat Selang Oleh Keluarganya Sendiri
Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang Wibowo Saputra mengatakan, pembunuhan Tuminem terkait sebuah ritual yang dilakukan para pelaku yang masih berkerabat ini sejak Jumat (2/3).
Awalnya, mereka menyembelih lima ekor ayam dan memakannya dengan nasi kuning.
"Ritual dilakukan hingga hari Minggu (4/3) pukul 04.00 WIB," ungkap Didit, Selasa (6/3).
Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga
Rini Astuti, anak korban, lalu meminta pelaku lainnya mengeluarkan seluruh perabot dari dalam rumah lalu menyiramkan air ke seluruh tubuh korban.
Sorenya, korban sempat keluar rumah dan mengeluh sakit perut.
"Awalnya anak korban mengaku mengobati korban dengan mengguyurkan air ke ke seluruh tubuh korban," tambah Didit.
Rini juga yang berinisiatif memasukkan selang dan memasukkan ikan teri kering ke mulut ibunya.
Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!
Ikan teri itu disebut untuk mengeluarkan roh jahat yang menyebabkan sakit dari tubuh Tuminem.
Aksi ini dilakukan Rini dengan bantuan enam pelaku lain. Air dari selang mengalir ke mulut Tukinem selama 30 menit.
"Karena air terus mengalir ke tubuh korban selama 30 menit, korban akhirnya meninggal dunia," tutur Didit.
Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!
Menurut otopsi, lanjut dia, paru-paru Tukinem penuh dengan air.
Tuminem meninggal dunia karena tertutupnya saluran udara oleh air, hingga rongga dada dan paru-paru juga berisi air.
"Kami masih dalami, sebenarnya ritual apa yang sedang dilakukan," tuturnya. (*)
Caroline Damanik/Kompas.com
Sumber: Surya Online
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR