NOVA.id - “Yah, handphone-ku low batt. Masih macet, lagi. Nggak bawa power bank, juga. Cas di mobil saja, deh, agar nanti komunikasiku dengan klien tetap lancar,” batin Marissa dalam hati ketika baterai handphone-nya sudah 3 %.
Sedetik kemudian, handphone kesayangannya sudah di-charge di port pengisian daya dalam mobil.
Karena sudah terbiasa demikian, maka saat Marissa menghadapi kondisi serupa di minggu-minggu berikutinya, ia kembali mengecas gawai di mobil.
(Baca juga: Tips Miliki Tubuh Bugar di Usia 50 Tahun ke Atas Versi Dewi Irawan)
Memang, makin maraknya fasilitas charging di dalam mobil saat ini, bisa mencegah pengemudi atau penumpangnya dari kehabisan daya baterai handphone.
Hal ini biasa dilakukan dengan memakai output lighter yang ada, atau penambahan aksesori aftermarket yang dijual di toko aksesori otomotif.
Nah, bahayakah pengecasan handphone di dalam mobil ini?
(Baca juga: Ternyata Ini 3 Lokasi Paling Dihindari untuk Bercinta, Setuju?)
“Memang dalam keadaan diam, arus listrik yang mengalir ke handphone cenderung stabil,” ungkap Imara Syukrillah, pemilik toko Love Mama Cell di Fatmawati, Jakarta Selatan, sebagaimana dikutip dari laman GridOto.com.
“Namun, saat mobil berjalan, listrik yang dialirkan cenderung naik turun. Artinya, kita telah membiarkan handphone memperoleh daya yang tidak stabil,” imbuh Boim—sapaan akrabnya.
Dalam kondisi demikian, potensi kerusakan handphone atau telepon genggam bisa akan menjadi sangat besar.
(Baca juga: Akhirnya! Ratu Elizabeth II Berikan Restu untuk Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR