Di sekitar gubuk reok miliknya ini terdapat tempat mandi berukuran kecil yang hanya ditutup dengan kain sobek.
Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!
Saat perut keroncongan karena lapar, nenek Adawiah hanya memasak makanan ala kadarnya jika persedian beras di gubuknya masih ada.
Beberapa tahun lalu, warga yang berempati dengan kondisi nenek miskin sebatangkara ini membangunkan gubuk dari barang-barang bekas.
Agar Adawiah bisa memasak, warga membagunkan dapur kecil dari susunan batu bata yang diletakkan di bawah gubuk miliknya.
Adawiyah tampak gembira saat sejumlah dermawan dan penggiat sosial pagi kemarin ini mendatangi gubuknya.
Adawiyah tampak lega saat menerima pemberian beras dari dermawan itu.
Baca juga: Berjuta Kebaikan dalam Segelas Susu Gurih Tanpa Garam yang Wajib Kita Tahu
Meski hanya makan nasi dan mi instan hari itu, Adawiyah tampak bersykur mendapatkan bantuan.
Menurut warga sekitar, nenek Adawiyah sejak lama mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dideritanya
Meski pemerintah telah mengucurkan beragam program bantuan untuk warga kurang mampu dan mengalami masalah sosial, nenek Adawiyah justru luput dari bantuan sosial yang seharusnya ia dapatkan.
Baca juga: Tampil Bersama Deddy Corbuzier, Sarita Abdul Mukti Lebih Pilih Jadi Alay Daripada Maksiat
Adawiyah mengaku memang pernah mendapatkan bantuan beras raskin, tetapi tidak rutin dan ala kadarnya.
Nenek rentah ini juga tak mendapat jaminan kesehatan BPJS atau Kartu Indonesia Sehat yang seharusnya menjadi haknya.
“Saya tinggal sudah bertahun tahun, saya tidak senang tingal sama keluarga karena sering dimarahi. Saya biasa diberikan beras sama keluarga atau tetangga. Saya tidak punya KK atau KTP. Saya tidak pernah dapat bantuan,” kata Adawiyah dalam bahasa lakal mandar. (*)
Junaedi/Kompas.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR