"Kalau sekarang rutin lari minimal 5 kilometer per hari. Kalau larinya pagi berarti sore sepedaan atau sebaliknya," jelasnya.
Walaupun sudah lanjut usia, Bambang memilih untuk tetap rutin berolahraga.
Namun untuk mengkontrol kondisi tubuhnya saat berlari, dia memilih menggunakan alat untuk mengukur detak jantung.
Ia kemudian menunjukkan alat yang dipasang bagian dadanya.
"Ini alatnya di dada dan untuk memantau detak jantungnya, saya bisa lihat di jam tangan ini. Kalau sudah 90 persen saya tidak akan memaksa," katanya.
Saat sampai finish pun dia memilih tidak langsung berhenti dan beristirahat, namun bergerak pelan hingga detak jantungnya kembali normal.
"Kata dokter memang di usia saya ini agak riskan untuk olahraga berat tapi yang terpenting adalah rutin dan terukur. Bukan langsung digenjot tanpa latihan," jelasnya.
Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga
Kakek kelahiran 16 Agustus 1950 tersebut menyelesaikan rute 18 kilometer dalam waktu 2 jam 35 menit 34 detik.
Dia mengakui agak kesulitan di jalur turun, namun tidak masalah saat tanjakan.
"Saat turun beban berat di kaki. Jadi saya harus hati-hati biar nggak cidera. Dan, olahraga ini hobi dan kebutuhan, jadi harus dilakukan dengan senang," pungkasnya. (*)
Ira Rachmawati/Kompas.com
Penulis | : | Amanda Hanaria |
Editor | : | Amanda Hanaria |
KOMENTAR