NOVA.id - Setiap wisatawan domestik maupun mancanegara yang sedang berlibur ke suatu daerah, pasti tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan khas tersebut.
Hal ini karena makanan atau wisata kuliner juga merupakan bagian dari apa yang ingin didapatkan selain kepuasan dalam menikmati alam atau wahana wisata yang ada di daerah tersebut.
Melihat potensi itu pula yang membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya melirik bahwa industri kuliner memberikan sumbangan cukup besar dalam ekonomi kreatif.
Hampir sebesar 30-40 persen pengeluaran rata-rata wisatawan dialokasikan untuk wisata kuliner.
“Motivasi orang untuk bepergian salah satunya itu kuliner. Biasanya kalau datang ke suatu daerah kemungkinan besar yang dicari juga kulinernya. Pengeluaran orang (wisatawan) untuk kuliner itu hingga 40 persen,” ujar Arief saat ditemui di Kementrian Pariwisata, Jakarta, Senin (9/4).
Baca juga: Jangan Sampai Timbul Jerawat, Ini 4 Langkah Penting Bersihkan Sisa Riasan di Wajah
Oleh sebab itu, untuk terus meningkatkan industri kuliner, kini Indonesia telah memiliki national food yang bisa diperkenalkan ke mancanegara.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) telah menetapkan soto sebagai makanan nasional Indonesia.
“Pemilihan soto karena dianggap paling mewakili Indonesia. Mudah dibuat dan ditemukan di Indonesia,” kata Arief.
Setelah penetapan yang dilakukan Bekraf, Kemenpar juga akhirnya menetapkan 5 makanan Indonesia menjadi makanan nasional.
Baca juga: Tak Perlu Minum Obat, Usir Demam dengan 5 Makanan Manjur Ini
Arief mengatakan penentuan makanan nasional ini bedasarkan Forum Group Discussion (FGD) komunitas kuliner.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR