NOVA.id - Sebuah musibah memang tidak bisa diprediksi kapan akan tiba dan seperti apa musibah yang dialami.
Bahkan, terkadang dari musibah tersebut kita juga tak bisa memprediksi apakah nyawa kita selamat atau justru meninggal dunia.
Selain itu, terkadang musibah tersebut juga harus menimpa orang yang paling kita sayangi.
Tentu, sebagai orang yang ditinggalkan kita akan merasa sangat sedih.
Apalagi, jika dalam musibah tersebut kita terlibat langsung dalam musibah tersebut.
Akan tetapi, ternyata kita gagal menyelamatkan nyawa orang yang kita sayangi tersebut.
Hal ini pula yang dirasakan oleh salah seorang petugas Pemadam Kebakaran Kota Magelang bernama Mulyono.
Kejadian tersebut bermula ketika ada laporan kebakaran yang ternyata menimpa rumah Mulyono ini di Kampung Tidar Campur, RT 1/RW 1, Kelurahan Tidar Selatan, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah, Kamis (12/4).
Baca juga: 4 Tahun Pura-Pura Sakit Kanker, Gadis Ini Berhasil Kumpulkan Donasi hingga Rp 450 Juta
Istri Mulyono, Sri Rahayu (38), meninggal dunia akibat musibah yang terjadi sekitar pukul 07.15 WIB itu.
Jenazah Sri dievakuasi sendiri oleh sang suami, yang sebelum kejadian sedang piket di kantor UPTD Pemadam Kebakaran Kota Magelang.
Sudiartono, tetangga korban, menceritakan sebelum kebakaran terdengar suara ledakan sebanyak tiga kali, disertai kobaran api yang membumbung tinggi di atas rumah.
"Duer gitu, saya keluar manggil anak saya, kobongan-kobongan, saya bilang gitu. Kalau saya dengarnya (ledakan) tiga kali. Pertama itu api sudah menyala sampai atas, setelah itu saya bilang ke yang lain, api sudah menjalar," kata Sudiartono di lokasi kejadian.
Baca juga: Meski Sangat Simpel, Tapi Melakukan Senam Pagi Secara Rutin Bisa Bermanfaat Banyak untuk Tubuh loh!
Warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya dan menyiramkan air dari irigasi sungai yang ada di depan rumahnya.
Namun api terlanjur membesar melalap sebagian rumah semi permanen itu.
Sekitar 15 menit kemudian, lima unit mobil pemadam kebakaran dari UPTD Pemadam Kebakaran Kota Magelang tiba di lokasi.
Termasuk suami korban, ikut bergegas melakukan pemadaman dan mengevakuasi jasad istrinya.
"Korban dievakuasi oleh tim pemadam kebakaran, termasuk ada suaminya. Korban meninggal hangus terbakar di dapur," ungkapnya.
Menurut Sudiartono, korban sehari-hari membuka warung makanan, barang-barang kelontong, bahan bakar minyak (BBM) pertalite eceran dan gas elpiji 3 kilogram.
Sebelum kebakaran, ada tiga botol pertalite yang telah disiapkan di kotak dagangannya yang ada di teras rumahnya.
"Diduga korban juga sedang mengisikan pertalite dari jeriken ke botol," ujarnya.
Kepala Polsek Maelang Selatan, Kompol Setyo, mengatakan, pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Baca juga: Ingat, Jangan Terlalu Lama Simpan Makanan Sisa di Kulkas, Ini Jangka Waktu Penyimpanan Idealnya!
Hasil sementara, kata Setyo, penyebab kebakaran dipicu oleh percikan api yang berasal dari kompor gas saat korban memasak.
Disaat yang bersamaan, korban menuang pertalite dari jeriken ke botol yang hendak dijual.
"Ada ledakan dari kompor gas, baru (api) merembet ke tempat yang lain. Kebetulan si pemilik rumah itu ibu-ibu, juga menjual bensin, sehingga api begitu besarnya menyambar," ungkapnya.
Korban meninggal dunia karena mengalami luka bakar di sekujur tubuh.
Baca juga: Ada Batasan 20 Kilogram dan Koper Terasa Berat, Coba Lakukan Tips dan Trik Berikut Ini!
Sedangkan rumah berukuran 3x5 meter itu hangus terbakar, terutama dibagian dapur dan atap.
"Korban bisa dievakuasi oleh petugas, kemudian dibawa ke RSU Tidar Magelang untuk dilakukan visum et repertum," tandasnya.
Sejauh ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan belum bisa memastikan kerugian material yang dialami korban akibat kebakaran tersebut.(*)
Ika Fitriana / Kompas.com
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR