NOVA.id - Buntut dari aksi keji yang dilakukan oleh para pelaku bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur berdampak pada telantarnya jenazah pelaku di RS Bhayangkara Surabaya.
Hingga saat ini, masih belum ada satupun pihak keluarga dari para pelaku yang mau mengakui dan mengambil para jenazah tersebut.
Bahkan, ketika akan dimakamkan oleh Pemerintah Kota Surabaya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mendapat aksi penolakan warga terhadap rencana pemakaman jenazah pelaku bom bunuh diri di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Putat Gedhe, Surabaya.
Setelah mengetahui bahwa TPU tersebut akan menjadi lokasi pemakaman para teroris, warga di sekitar makam Putat Gedhe di Kecamatan Sawahan, Surabaya, memberhentikan proses penggalian sejumlah lubang makam kemarin sore.
Baca juga: Sempat Heboh Warga Temukan Kaki Menyembul di Makam, Ini Identitasnya
Melihat aksi penolakan tersebut, Risma, sapaan akrabnya telah meminta fatwa kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Saya sudah berkirim surat kepada MUI untuk minta fatwa, agar menjelaskannya lebih mudah kepada warga, kita tunggu saja apa nanti fatwanya," kata Risma di Convention Hall Surabaya, Jumat (18/5).
Risma mengaku tidak berani mengambil keputusan soal peristiwa itu, maka menurut dia, meminta fatwa dari MUI adalah jalan terbaik.
"Semoga bisa mengurangi potensi gesekan dengan warga karena ini sulit bagi saya," ucap Risma.
Baca juga: Diingatkan untuk Puasa, Seorang Ibu di Medan Malah Ditikam Anaknya
Seperti diketahui. komplek pemakaman umum Putat Gedhe berlokasi di Kelurahan Putat Gedhe, Kecamatan Sawahan Surabaya.
Lokasi tersebut kerap digunakan untuk memakamkan jenazah yang tidak beridentitas.
Puluhan korban kapal tenggelam yang ditumpangi imigran gelap asal Timur Tengah pernah dimakamkan di komplek makam tersebut pada 2012 lalu.
(Achmad Faizal / Kompas.com)
Rilis Inclusivision Project, Honda Beri Wadah Teman Color Blind Ekspresikan Diri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | |
Editor | : |
KOMENTAR