(Baca juga: Nasib Pengrajin Mainan Kayu di India Terancam Akibat Penebangan Hutan)
‘Pemujaan’ selebritis
Meskipun media sosial memperburuk situasi ini, namun, konsep ‘pemujaan’ selebritis memang telah lama terjadi.
Lynn McCutcheon, editor North American Journal of Psychology, mulai meneliti fenomena tersebut sejak 2001.
Setelahnya, lebih dari 50 studi didekasikan untuk topik tersebut.
Dalam makalah McCutcheon mengenai pemujaan selebritis yang dipublikasikan di British Journal of Psychology, ia dan koleganya membagi tipe penggemar menjadi empat kategori berdasarkan Celebrity Attitude Scale.
(Baca juga: Bagi Hewan, Plastik Mengubah Lautan Menjadi Kawasan Penuh Ranjau)
Mereka yang berada di spektrum terbawah, hanya menonton atau membaca tentang selebritis atas kemauan mereka sendiri.
Sementara, para penggemar yang berada di kategori pertama dan pemuja selebritis sejati, mengubah kegiatan mencari informasi menjadi aktivitas sosial – mereka berbagi berita terbaru, lalu mendiskusikannya dengan orang lain.
Menurut McCutcheon, perilaku ini sebenarnya tidak berbahaya.
Namun, beberapa dari mereka terkadang melintasi batas.
Banyak orang yang akhirnya terobsesi dengan satu tokoh.
(Baca juga: Perubahan Iklim Terus Terjadi, Bagaimana Nasib Ekosistem Laut?
Mereka yakin memiliki hubungan dekat dengan orang tersebut dan menganggapnya sebagai belahan jiwa.
Bahkan, ada yang melakukan aksi ekstrem seperti menguntit sang idola.
Beberapa faktor bisa memengaruhi ‘pemujaan selebritis’ ini, di antaranya kecemasan dan kesulitan menjalin hubungan sosial.
Kesepian dan tingkat kecerdasan yang rendah juga berpengaruh, meskipun hanya sedikit.
McCutcheon mengatakan, media juga memainkan peran. “Semua media berkontribusi terhadap pemujaan selebritis.
Itu mempermudah para penggemar untuk merasa dekat dengan figur publik”, katanya. (*)
(Artikel ini sudah pernah tayang di laman National Geographic dengan judul Mengapa Banyak Orang Terobsesi Dengan Keluarga Kerajaan Inggris?)
KOMENTAR