NOVA.id - Pernahkah mendengar tas dari brand Dior yang bernama Lady Dior Bag?
Tas ini merupakan salah satu paling populer sepanjang masa dan juga tas favorit milik Putri Diana.
Ia sering terlihat memakai tas tersebut dalam berbagai kesempatan.
Namun, apakah Sahabat NOVA tahu cerita di baliknya?
(Baca juga: Sahur Praktis, Tinggal Panaskan Ayam Tim Lezat & Sehat! Ini Resepnya)
Tas ini diluncurkan pada tahun 1994 tanpa nama yang resmi.
Di tahun 1995, tas Lady Dior ini diberikan untuk Putri Diana dari ibu negara Perancis, Bernadette Chirac dalam rangka kunjungannya ke pameran Cézanne di Grand Palais, Paris, disponsori oleh grup LVMH.
Pada akhirnya, tas ini sering dipakai Putri Diana dalam berbagai kesempatan.
Pada November 1995, dalam kunjungannya di Birmingham, sang putri tertangkap kamera pers internasional dengan tas tersebut.
(Baca juga: Simpel dan Unik, Coba Buat Lumpia Nori Untuk Santap Sahur Nanti)
Lalu, beberapa minggu kemudian, ketika mengunjungi Argentina, ia juga nampak dengan tas favoritnya ketika meninggalkan pesawat.
Akhirnya, di tahun 1996, sebagai penghormatan untuk Putri Diana, tas tersebut diberi nama Lady Dior.
Tas tersebut berbahan kulit yang dijahit dengan jahitan yang mencerminkan sejumlah kode Dior.
Pola jahitannya terinspirasi oleh kursi Napoleon III yang pernah digunakan oleh Christian Dior untuk menyambut para pelanggannya pada hari pertunjukkannya pada 1947.
(Baca juga: Hati-Hati, Kenali 4 Tanda Si Dia Akan Berselingkuh Lagi!)
Huruf D.I.O.R yang menggantung di tas bagaikan tanda tangan yang abadi.
Selama bertahun-tahun, beberapa selebriti telah menjadi wajah Lady Dior, termasuk Carla Bruni di tahun 1996, Diana Kruger, Monica Bellucci, dan Marion Cotillard.
Tas ini tetap menjadiI icon Dior sampai hari ini.
Christian Dior pernah mengatakan bahwa kemewahan nyata membutuhkan bahan dan keahlian yang terbaik.
(Baca juga: Mudah dan Murah, Cukup dengan 3 Bahan Rumahan Ini Bisa Usir Kecoak!)
Dilansir dari Marie Claire, 140 bagian berbeda diperlukan untuk membuat tas Lady Dior tersebut.
Hebat bukan? (*)
Source | : | Marieclaire.com |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR