Baca juga: Duh, Putri Charlotte Sempat Ngambek di Acara Ulang Tahun Ratu Elizabeth, Kenapa ya?
“Sampai akhirnya saya berhubungan sama Falcon. Beberapa produser berbicara untung dan rugi, saya tidak suka. Setelah berhubungan sama Falcon, mereka tidak berbicara untung dan rugi. Mereka berbicara bagaimana dengan ibu dan bapak,
begitu," bebernya.
Walau demikian, Astuti tetap memberikan pesan untuk Falcon Pictures.
“Buku-buku Pram ditulis berdasarkan riset bertahun-tahun. Jadi jangan dibikin asal-asalan. Karena sejarah masa 1890-1918 itu enggak ada yang ditulis dalam sastra Indonesia,” kata Astuti.
“Saya berharap, mungkin Pram juga, setelah menonton film ini penonton akan diberikan kekuatan agar lebih berani, mencintai keadilan dan kebenaran, berpihak pada yang benar, berpihak pada yang adil, dan mencintai keindahan,” tutup Astuti.(*)
(Alvien Cahya)
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR