NOVA.id - Mahmud Hasibuan merupakan seorang perantauan Medan yang jauh-jauh datang ke Jakarta untuk mengubah nasibnya.
"Ibu saya meninggal ketika saya masih kelas V SD terus di SMP, ayah meninggal. Di kondisi ekonomi yang sulit saat itu memaksa saya harus meninggalkan kampung halaman saya dan merantau ke Jakarta," ujarnya.
Pria berumur 37 tahun ini awalnya hanya bekerja sebagai penjual koran dan pedagang kaki lima yang berjualan alat-alat tulis.
(Baca juga: Meski Kembar 2 Bayi Ini Punya Warna Kulit Berbeda, Kok Bisa?)
Saat bermain ke kampung nelayan di Muara Angke dan melihat perkampungan kumuh, ia merasa sangat prihatin pada anak-anak yang tidak sekolah.
"Ada beberapa anak yang saya temui mereka buta huruf. Ada beberapa yang sekolah, tapi sekolahnya hanya sampai kelas II SD, kelas IV SD saja," kata Mahmud, dilansir dari Kompas TV.
Ia pun mengatakan bahwa anak-anak di Muara Angke di usia SD sudah harus bekerja, membantu orang tua, dan menjadi tulang punggung keluarga.
(Baca juga: Tak Kebagian Tiket dan Terpaksa Mudik Naik Mobil? Tenang, Ini 3 Tipsnya Supaya Aman di Jalan)
Source | : | Kompas TV |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR