Terdapat beberapa cekungan pada bagian batu tersebut.
Tidak jauh dari batu terdapat sumur yang airnya sangat dangkal sehingga dapat diraih dengan gayung untuk berwudu atau sekadar membasuh badan.
Seluruh kawasan makam kini dijaga dan dirawat oleh keturunan Apolos Minggu.
Kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan di sana-sini, di antaranya atap bocor dan cat yang terkelupas.
“Bangunan ini terakhir dipugar pada tahun 1992, sedangkan bangunan
berupa ruang toilet dan sebagainya hanya sumbangan dari berbagai pihak,” jelas Abdul yang biasa dipanggil Popa.(*)
(Tumpak Sidabutar)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR