“Pemerintah diharapkan memberikan edukasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak resah dan kebingungan dengan informasi yang beredar. Sementara, masyarakat perlu bijak dalam menyikapi kehebohan, tidak panik dan meningkatkan pengetahuannya mengenai gizi seimbang serta kebutuhan dan kecukupan gizi. Kita harus mau mencari informasi dari ahli gizi yang kompeten,” tutup Syafiq.
Berdasarkan catatan, kehadiran produk susu kental manis di Indonesia dapat dirunut sampai pada masa pra-kemerdekaan.
Susu kental manis masuk ke Indonesia pada tahun 1873, yaitu melalui impor susu kental manis merek Milkmaid oleh Nestlé yang kemudian dikenal dengan nama Cap Nona dan selanjutnya pada tahun 1922 oleh De Cooperatve Condensfabriek Friesland yang sekarang dikenal dengan PT Frisian Flag Indonesia dengan produk Friesche Vlag.
(Baca juga: Ternyata Rasa Nyeri dan Keputihan Saat Hamil Itu Wajar, Ini Penjelasan dari Ahlinya)
Pada akhir tahun 1967, Indonesia mulai memproduksi susu kental manis pertama kalinya melalui PT Australian Indonesian Milk atau atau yang saat ini dikenal dengan nama PT Indolakto.
Kemudian diikuti oleh PT Frisian Flag Indonesia pada tahun 1971 di pabriknya yang terletak di Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan diikuti oleh PT Nestlé Indonesia pada tahun 1973 oleh pabriknya di Provinsi Jawa Timur.
Setelah itu, industri susu kental manis terus berkembang hingga sekarang.
(Baca juga: Ratu Terima Kunjungan Seorang Diri, Para Pangeran Tolak Bertemu Trump?)
Kementerian Perindustrian melaporkan industri susu kental terus tumbuh berkembang seiring dengan konsumsi produk susu kental manis yang terus naik.
Saat ini, kapasitas produksi pabrik susu kental manis di dalam negeri mencapai 812 ribu ton per tahun.
Adapun, nilai investasi di sektor usaha ini menembus angka Rp5,4 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 6.652 orang.(*)
Tentry Yudvi
Penulis | : | Nova.id |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR