NOVA.id - Pembaptisan Pangeran Louis pada 9 Juli 2018 lalu hingga kini masih menyisakan banyak cerita.
Mulai dari rangkaian acara, para kerluarga kerajaan yang turut hadir hingga rilisnya foto pembaptisan Pangeran Louis secara resmi baru-baru ini.
Merilis foto pembaptisan telah menjadi tradisi dari bayi-bayi kerajaan yang terjadi sejak ratusan tahun seperti yang dilansir dari Thesun.co.uk pada 16 Juli 2018.
(Baca juga: Ratu Terima Kunjungan Seorang Diri, Para Pangeran Tolak Bertemu Trump?)
Salah satu yang banyak diperbincangkan adalah gaun baptis para bayi kerajaan sejak zaman Ratu Victoria.
Gaun rancangan Angela Kelly pada tahun 2008 lalu merupakan gaun yang dikenakan Pangeran Louis yang sebelumnya juga digunakan sang kakak, Putri Charlotte.
Menurut sejarah, dokumen asli telah merekam gaun baptis yang dipesan Ratu Victoria untuk sang putri sulung, Putri Victoria pada 1841.
(Baca juga: Lempar Surat dalam Botol ke Laut, 2 Tahun Kemudian Muncul Jawaban Tak Terduga)
Gaun baptis Putri Victoria berasal dari renda Spitalfields dan renda Honiton.
"Jubah renda Honiton titik putih dan mantel atas satin putih," tulis Ratu Victoria dalam buku hariannya.
Sejak saat itu, selama 163 tahun bayi-bayi kerajaan mengenakan gaun tersebut dalam acara pembaptisan mereka termasuk Ratu, Pangeran Charles dan Pangeran Harry.
(Baca juga: Sedang Viral, Sosok Menteri 25 Tahun Malaysia Ini Bikin Terpesona!)
Totalnya 62 bayi kerajaan yang mengenakan gaun milik Putri Victoria tersebut.
Namun, pada tahun 2004, Lady Louise Windsor menjadi bayi terakhir yang memakainya karena penata pakaian senior Ratu menatakan gaun tersebut sudah terlalu rapuh.
Meski demikian, gaun baptis yang baru dibuat tetap mengacu pada gaun milik Putri Victoria.
Berikut foto Putri Victoria hingga Pangeran Louis yang seperti de javu mengenakan gaun baptis.
1. Ratu Victoria kali pertama mencetuskan gaun baptis untuk Putri Victoria.
(Baca juga: Kecelakaan, Perempuan Ini Bertahan Hidup 7 Hari dengan Minum Air Radiator)
Source | : | Thesun.co.uk |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR