NOVA.id - Daripada merasakan ketidakharmonisan dalam berumahtangga akibat intensitas hubungan seksual yang tidak dilandasi komunikasi yang baik, ada baiknya kita memerhatikan keseimbangan antara waktu untuk bekerja dan untuk pasangan.
Mengutip buku The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi
ke-5 (DSM-5) – panduan yang umum digunakan untuk mendiagnosa gangguan-gangguan
mental, Psikolog klinis dewasa, Anindita Citra Setiarini, S.Psi, M. Psi menyampaikan bahwa sejatinya tidak ada penjelasan mengenai seberapa sering atau seberapa banyak hubungan seks antara suami dan istri harus dilakukan.
Ada pasangan suami-istri yang melakukan hubungan seks 3-4 kali dalam seminggu dan merasa itu kurang.
Namun, ada pula pasangan yang melakukan hubungan seks satu kali dalam sebulan dan merasa sudah cukup.
Baca juga: Wajib Tahu, Ternyata Ini Alasan Bahayanya Berenang Setelah Makan
Selama frekuensi hubungan seks kita dan pasangan tidak menimbulkan stres, kecemasan, menjatuhkan self-esteem, melanggar hukum, melukai atau menimbulkan masalah dengan pasangan, dan memberikan dampak negatif lainnya, maka Sahabat NOVA tidak perlu khawatir berapa kali kita harus melakukan atau menolak hubungan seks.
Saling terbuka dan memahami kebutuhan satu sama lain masih jadi hal yang paling utama
dalam problem ini.
“Tidak mungkin kita tidak memiliki waktu sama sekali untuk dihabiskan dengan pasangan. Tidak ada yang mahal atau sulit jika kita mau mengakalinya.”
Konon, perempuan perlu membangun mood positif sebelum melakukan hubungan seks dengan pasangan.
Jika itu yang kita butuhkan, pergilah ke salon untuk mempercantik diri, belilah pakaian yang meningkatkan rasa percaya diri, minta pasangan kita memberikan cokelat atau bunga favorit kita, booking lah restoran untuk makan malam romatis, atau jika perlu, pergunakan jatah cuti kita untuk menginap di hotel.
Baca juga: Tak Bisa Temani Istri Kemo, Inilah Ungkapan Maaf Indro Warkop
Apabila pekerjaan kita atau pasangan sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran sampai-sampai tidak bisa meluangkan waktu intim berdua, mungkin kita atau pasangan dapat mempertimbangkan untuk beralih karier.
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR