NOVA.id - Sahabat NOVA, ternyata kita tidak boleh menyepelekan gangguan mental dalam kehidupan percintaan lho!
Melansir dari Metro.co.uk, pakar hubungan bernama Ben Edwards menjelaskan bahwa stres bisa berakibat pada dorongan seksual seseorang.
"Stres pasca-trauma dan kerusakan psikologis akibat pelecehan seksual di masa lalu, harga diri rendah atau hubungan tidak sehat bisa sangat sulit untuk diatasi," terang Edwards.
(Baca juga: Berbusana Muslim, Anggunnya Tasya Kamila Saat Pengajian Jelang Pernikahan!)
Penderita gangguan bipolar, Aubre y Good mengaku memiliki gairah seksual yang tidak stabil.
"Saya kadang-kadang bisa melihat penurunan atau kurangnya libido, karena gangguan bipolar saya.
Selama periode depresi, harga diri saya cenderung menurun.
(Baca juga: Kunjungi Ratu, Trump Nyatakan Terjebak Berita Bohong, Kenapa Lagi ya?)
Dicampur dengan penurunan energi dan peningkatan sikap apatis, tubuh saya menolak keintiman fisik demi mencari makanan emosional.
Saya sering mengalami hiperseksualitas.
Saya tidak dapat menerima kepuasan apapun dari keintiman seksual dan sering merasa sakit atau tidak nyaman karena ini," ungkap Good.
(Baca juga: 6 Hal Mengenai Menstruasi yang Sering Diperdebatkan, Mitos atau Fakta?)
Bahkan, ketika penderita gangguan mental seperti stress, trauma serta bipolar mengonsumsi obat-obatan, hal ini bisa mengacaukan hormon dalam tubuh yang dapat menurunkan libido.
Konseling menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan hubungan percintaan dengan pasangan untuk menghilangkan kecemasan dan gangguan mental lainnya.
Kate Moyle, seorang psikolog seksual dan hubungan menjelaskan bahwa kecemasan merupakan faktor umum dari menurunnya hasrat bercinta.
(Baca juga: Penuh Makna, Begini Arti Nama Bayi Mytha Lestari dan Barry Maheswara)
"Situasi ini sering dikaitkan dengan beberapa bentuk kecemasan seputar seks yang dalam beberapa hal dapat memengaruhi fungsi seksual.
Beberapa orang mungkin berjuang dengan keintiman," terang Moyle.
Edwards merekomendasikan pasangan untuk saling memahami dan mendukung apabila salah satunya mengalami gangguan mental dan kecemasan yang berakibat pada penurunan gairah bercinta.
(Baca juga: Viral, Baru 7 Bulan, Bayi Chanco Punya Rambut yang Lebat Banget!)
"Kurangnya komunikasi bisa merugikan dan bagi pasangan kita memiliki harga diri.
Ketika menolak berhubungan seks, hal terakhir yang kita inginkan dari pasangan adalah untuk menyimpan perasaan penolakan karena penghalang emosional," ujar Edwars.
Sahabat NOVA, penting untuk berkomunikasi dengan pasangan saat kita merasa stress dan cemas berlebihan ya agar tidak mengganggu keharmonisan rumah tangga. (*)
Source | : | metro.co.uk |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR