NOVA.id – Berawal dari kenangan masa kecilnya yang “minim” akan mainan, Gatot Indrajati membuat karya yang kini terpampang di Ruang Seni Anak, Museum MACAN, yakni “Kotak Utak-Atik”.
Hal ini diungkapkan Gatot pada pembukaan karya komisi baru di Museum MACAN bersama UOB.
Lebih jauh, Gatot mengungkapkan ingin instalasi karyanya ini menjadi sebuah tempat edukatif.
Gatot ingin mengajak pengunjung menjadi pencipta: membuat, menyusun, membentuk, dan memproduksi kreasi menarik melalui bagian-bagian mesin yang tersedia.
Baca juga: Selain Makeup, Ini Cara Lain untuk Bantu Kecilkan Pori-Pori, Mudah loh!
“Aku ingin mengajak semua pihak untuk mengubah yang sudah rusak menjadi sebuah karya yang baru,” ujar Gatot.
Itu pula yang disampaikan oleh Aprina Murwanti, Kepala tim Edukasi dan Program Publik di Museum MACAN. Menurutnya, di Indonesia sendiri budaya sekali pakai menjadi norma sehari-hari.
Aprina berujar bahwa pernah dijumpai anak-anak yang membuang mainannya ketika sudah rusak.
Baca juga: Payudara Padat Bisa Berisiko Kanker, Kenali Faktor Risiko Lainnya Ini
Di ruang seni anak inilah Ia dan Gatot ingin memberikan pendidikan untuk “mengutak-atik” benda tak terpakai di sekitar untuk diolah kembali menjadi sesuatu hal yang baru.
Diharapkan, pengenalan untuk mengutak atik sebuah karya akan merangsang kreativitas dan motorik halus anak.
"Untuk mengeksplorasi dunia mereka (anak-anak), mengedukasi dengan cara yang menyenangkan. Pesan inilah yang sesuai dengan seniman dan museum itu sendiri," ujar Aaron Seeto, Direktur Museum Macan.
Baca juga: John Legend dan Chrissy Teigen Berada di Bali Saat Gempa, Bagaimana Kondisi Mereka?
Kotak Utak-Atik merupakan respons Gatot terhadap budaya produksi dan konsumsi massal.
Gatot menciptakan sebuah pernyataan terhadap efek teknologi pada budaya utak-atik asli Indonesia. (*)
KOMENTAR