NOVA.id - Usia pensiun umumnya berada di atas 40 tahun.
Di masyarakat kita pun, masih banyak orang berusia tersebut yang bekerja seharian.
Namun, haruskah kita tetap bekerja 8 jam setiap harinya di usia itu?
(Baca juga: Makan di Restoran Jepang, Hotman Paris Emosi Gara-gara Hal Ini)
Baru-baru ini penelitian dilakukan oleh Melbourne Institute of Applied Economic and Social Research.
Penelitian tersebut melibatkan 3500 perempuan dan 3000 pria berusia lebih dari 40 tahun.
Dilansir dari Power of Positivity, peneliti mengetes pastisipan berdasarkan kemampuan membaca kata-kata dengan keras, membaca daftar angka, dan kecocokan huruf.
(Baca juga: Sabet Emas, Kemenpora Janjikan Atlet Asian Games 2018 Jadi PNS Hingga Uang Miliaran?)
Hasil studi itu menjelaskan tentang kinerja kognitif dari orang-orang berusia 40-an.
Ternyata, bekerja lebih dari 25 jam atau sekitar 3 hari dalam seminggu menyebabkan pengurangan kualitas dan meningkatkan stres.
Selain itu, juga membuat kita merasa mudah lelah.
(Baca juga: Baru 10 Tahun, Putri Cut Tari Atlet Senam Berprestasi Harumkan Nama Indonesia!)
Profesor Colin McKenzie, salah satu penulis studi tersebut mengatakan, "Banyak negara akan menaikkan usia pensiun mereka dengan menunda usia yang memenuhi syarat untuk bisa menerima manfaat pensiun. Ini berarti semakin banyak orang yang terus bekerja di tahap akhir kehidupan mereka."
Menurut studinya, banyaknya jam dalam bekerja berpengaruh pada performa mereka yang berusia lebih dari 40 tahun.
Bekerja paruh waktu nampaknya lebih efektif untuk mereka yang berusia 40 ke atas.
(Baca juga: Ramalan Keberuntungan Zodiak Minggu Ini, Aries Paling Bahagia!)
Meskipun begitu, survei itu tidak menyebutkan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Tetap saja, pengurangan jam dalam bekerja memang dapat mengurangi tingkat stres pada lansia.
Semakin bertambah umur, kita sebaiknya lebih banyak mengisi waktu bersama keluarga, membaca buku, atau melakukan permainan yang mengasah otak, seperti teka-teki silang dan catur. (*)
Source | : | powerofpositivity.com |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR