NOVA.id – Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) menjadi satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan dan selama nifas, hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun, termasuk pelayanan imunisasi, gizi, tumbuh kembang anak, dan KB.
Namun, data survei kesehatan nasional (Sirkenas) 2016 menunjukkan bahwa 81,5% ibu hamil menyatakan memiliki Buku KIA, namun hanya 60,5% di antaranya yang menunjukkan buku KIA dan hanya 18% buku KIA terisi lengkap.
Sehingga, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Kirana Pritasari, MQIH, mengimbau agar terdapat komitmen dari berbagai pihak untuk menyosialisasikan pentingnya Buku KIA.
Baca Juga : Ingin Aman dan Nyaman Saat Berkendara dengan Anak? Ikuti 5 Tips Ini!
“Perlu keterlibatan lintas program terkait dalam mengoptimalkan pemanfaatan Buku KIA, terutama komitmen petugas kesehatan dalam penggunaan dan pengisian Buku KIA sebagai instrumen dalam pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Selain itu juga dibutuhkan kesadaran orang tua untuk menyimpan dan selalu membawa Buku KIA saat melakukan pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan,” ujar dr. Kirana.
Buku KIA sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak karena berisi informasi kesehatan, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan meliputi imunisasi, gizi seimbang, dan vitamin A.
Baca Juga : Ternyata Rahasia Awet Muda Meriam Bellina dengan Pantang 5 Makanan Ini
“Secara garis besar, terdapat dua elemen penting dari Buku KIA, yaitu media informasi dan media pencatatan (monitoring) di keluarga dan/atau masyarakat,” ungkap dr. Kirana.
Bahkan, selain itu, untuk menyambut era digital, Buku KIA pun juga akan hadir dalam bentuk aplikasi digital.
Ini diinformasikan oleh Direktur Kesehatan Keluarga, dr. Eni Gustina, MPH, pada konferensi pers Tingkatkan Pemanfaatan Buku KIA untuk Pantau Kesehatan Ibu dan Anak di Jakarta (19/09/18).
“Kita juga sudah mulai berpikir tentang zaman digital ini, kita juga akan membuat buku digital. Mungkin pelaksanaannya di awal 2019.
Baca Juga : Anak Ini Alami Kondisi Langka Bahkan Dokter Tak Bisa Jelaskan Penyakitnya
Bentuknya akan aplikasi. Si ibu nanti juga bisa mengisi sendiri, ada interaksi tanya jawab dengan dokter yang akan terlibat nanti,” ujar dr. Eni Gustina.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR