NOVA.id - Sudah berapa kali Sahabat NOVA merasa cemburu kepada pasangan?
Tak perlu dijawab, namun untuk direnungkan bahwa ternyata boleh saja cemburu.
Hal ini karena kita ingin mengungkapkan kasih sayang kepada pasangan, atau menunjukkan betapa berartinya pasangan bagi kita.
Tapi, bila sudah berlebihan, ada kecenderungan pasangan jadi posesif alias merasa takut kehilangan atau rasa memiliki berlebihan terhadap pasangan.
Baca Juga : Hari Batik Nasional, Bambang Trihatmodjo Rangkul Mesra Mayangsari Saat Berbatik Merah Menyala, Cetar!
Ada perasaan was-was dan curiga berlebihan kepada pasangannya.
"Namun, jangan sampai sikap posesif ini mengarah ke tindakan kekerasan!" tegas Diah P. Paramita, Psi, MSi.
Apapun yang berlebihan, lanjut Diah, akan menjadi tidak baik.
Sebaliknya, terlalu cuek juga jangan sampai terjadi, karena tampak seperti tak ada perhatian kepada pasangan.
Baca Juga : Tanpa Riasan dan Bertelanjang Kaki, Kareena Kapoor Terima Tamu di Pemakaman Sang Nenek
Jangan biarkan perasaan berlebihan dilakukan pasangan ataupun kita.
Sebaiknya, berikan ruang dan keleluasan bagi pasangan tanpa rasa curiga berlebihan.
"Bila terus menerus diperhatikan, kesannya seperti dimata-matai. Bagi salah satu pasangan mungkin oke saja, tapi bagi yang dicemburui pasti rasanya tak nyaman," ujar Diah.
Biasanya sikap curiga, cemburu, atau posesif terjadi karena ada perubahan mendadak yang dilakukan salah satu pasangan.
Baca Juga : Ramalan Roy Kiyoshi tentang Gempa dan Tsunami di Palu: Saya Melihat akan Ada Air Besar
Atau pasangan mulai berbohong sehingga kepercayaan mulai hilang.
Misalnya, pasangan jadi sering pulang malam, lalu sejumlah pertanyaan mulai bermunculan. Sebenarnya, kata Diah, pertanyaan itu wajar diajukan, karena setelah menikah harus lebih peka terhadap apa yang terjadi di dalam rumah tangganya.
Biasanya pula, setelah beragam pertanyaan diajukan, tanggapan dari pasangan pun akan beragam bentuknya.
Ada yang langsung ribut, saling koreksi, tapi ada juga yang tak bertegur sapa sampai beberapa hari lamanya.
Baca Juga : Supaya Tak Celaka, Lakukan 3 Teknik Ini Saat Menyetir di Tanjakan atau Turunan, ya!
Sebelum terjadi reaksi lebih keras lagi, misalnya pasangan suka menampar saat marah, buru-buru tanyakan kepadanya atau jelaskan dengan kata-kata lembut seperti, "Duh, kenapa, sih, kamu jadi begini? Padahal aku enggak ada maksud begitu, lho!"
Dengan komunikasi yang baik, kecurigaan dan rasa cemburu bisa diminimalisasi.
Sebaliknya, jika kita yang akan bertemu dengan klien lawan jenis di luar waktu kerja, katakan terus terang kepada pasangan, "Saya mau bertemu dengan Si A untuk urusan tertentu, kamu keberatan tidak?"
Ingat, Sahabat NOVA dan Si Dia harus saling menjaga nama baik.
Baca Juga : Usai Donggala-Palu, Siang Tadi Sumba dan Sigi Giliran Diguncang Gempa
Perhatikan juga orang lain di luar rumah tangga, yang kadang sok tahu atau merasa lebih mengerti masalah rumah tangga kita, bahkan mereka kerap menilai salah.
Menurut Diah, semakin dilarang, si posesif akan semakin curiga.
Misalnya, pada keluarga yang tadinya harmonis, tiba-tiba berantakan gara-gara suaminya mengetahui sang istri menerima SMS dari pria lain.
Padahal sang suami bukanlah tipe pria pencemburu.
Baca Juga : Seminggu Tak Makan Gula Buah dan Tepung, Perempuan Ini Alami Hal Menakjubkan Pada Tubuhnya!
Akibatnya seusai peristiwa itu, sang suami selalu cemburu kepada istrinya.
Begitu juga pada pasangan misalnya yang sudah 25 tahun menikah, suami jadi posesif justru karena selalu dicueki istrinya.
Saat di rumah, suami ingin istrinya hanya melayani dirinya.
Akhirnya, sang istri malah mencari solusi dengan bekerja di luar, agar suaminya tak terlalu posesif.
Baca Juga : Bolehkah Kamar Mandi Ada di Dalam Kamar Tidur? Ini Kata Ahlinya
Nah, untuk itu, harus ada solusi yang dicari demi kebaikan bersama.
"Sekali lagi, kunci dalam pernikahan adalah membangun kepercayaan (trust)," tandas Diah.
Mestinya hal itu sudah dilakukan sejak masa pacaran, dengan mengenali lingkungan masing-masing, termasuk latar belakangnya.
Jika pekerjaan kita sebagai konsultan, pasangan harus memahami kita akan bertemu klien setiap hari.
Baca Juga : Kata-Kata Terakhir dan Gelagat Aneh, Firasat Kepergian 2 Atlet Paralayang yang Tewas Saat Tsunami Palu?
"Jika sudah saling kenal, ya jangan terlalu diawasi. Tetap kedepankan rasa saling percaya. Komunikasi pun harus tetap dilakukan, ceritakan apa yang dialami setiap hari. Sehingga Anda bedua akan merasa saling diperhatikan," urainya.
Lalu, mengapa seseorang bisa jadi posesif dan pencemburu?
Biasanya ada latar belakang akibat perceraian orangtua, pertengkaran terus menerus di keluarga, pernah dibohongi pasangan, dimarahi terus menerus oleh orangtua karena ketidakpercayaan, kurangnya percaya diri, atau pasangannya lebih dari segalanya.
Misalnya, pasangan lebih ganteng atau cantik, lebih kaya, dan jabatannya lebih tinggi.
Baca Juga : Masuk Oktober, Bagaimana Keberuntungan Zodiak Kita di Bulan Ini?
Siapa, sih, yang tak cemburu punya pasangan seganteng Christian Sugiono, misalnya, yang mudah dilirik wanita cantik?
Bisa-bisa kita terabaikan, jika perhatian orang lebih banyak ke pasangan.
Sebaiknya, memang jangan sepelekan masalah cemburu ini, karena jika terus dipelihara bisa-bisa meningkat jadi super posesif.
Selanjutnya, bisa mengarah ke hal negatif, kekerasan, bahkan mengerikan dan nekat. Buntutnya, masalah bukannya mereda tapi malah makin parah.
Jadi, apa yang dibutuhkan bagi seorang yang posesif?
"Sederhana saja, yaitu mengelola emosi dengan baik," tegas Diah.
Yang biasanya tejadi terkadang bukan takut akan kehilangan pasangan, tapi pikiran irasional yang mendominasi.
Kontrol emosi jadi sangat dibutuhkan.
Baca Juga : Hindari Minuman Ini, Jika Tak Ingin Sakit Seperti Opie Kumis!
Caranya, tahan amarah, lalu ajak pasangan bicara baik-baik.
Jangan keluarkan kata-kata yang memojokkan.
Pasangan harus tahu dulu apa yang terjadi pada pasangannya, paling tidak tahu pemicunya.
Misalnya, jika tiap kali telepon atau SMS tak dijawab atau dibalas, cari tahu penyebabnya.
Atau ungkapkan dengan kata-kata terkontrol,
"Aku tahu kenapa kamu jadi begitu. Maaf ya, aku lupa memberi tahu kamu sebelumnya," ucap Diah mencontohkan.
Baca Juga : Berkebaya, Istri Sunan Kalijaga Tampil Cetar & Berkelas! Intip Gayanya
Katakan pula terus terang bila tak suka cara pasangan yang terus bertanya tatkala kita sedang sibuk bekerja.
Tentu saja semua hal memang tak mudah dicapai, namun dengan komunikasi dan kesabaran tentu akan ada hasil yang berbuah manis.
Sekali lagi, sikap cemburu atau terlalu posesif akan menimbulkan ketidaktenangan pada diri pasangan.
Efek negatifnya, bisa-bisa pasangan justru sengaja mencari orang lain yang tak posesif, agar merasa lebih aman.
Baca Juga : Cocok untuk ke Pesta, Ini Motif Batik yang Kekinian dan Feminim
Lagi-lagi, masalah baru muncul dan terjadilah perselingkuhan, yang awalnya amat dihindari.
Jadi, kata Diah, seburuk-buruknya pasangan, itulah pilihan Sahabat NOVA.
Tentunya, jangan pernah ceritakan keburukannya kepada orang lain.
Bila butuh curhat, sebaiknya pilih teman yang bukan lawan jenis.
"Ingat saja pepatah ini, merusak itu lebih mudah daripada memperbaikinya seperti semula," pungkas Diah.(*)
(Noverita K. Waldan)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR