NOVA.id – Selama ini kita selalu dinasihati untuk menjadi orang baik, ramah, suka berbagi, dan lainnya. Kini riset menemukan sisi kurang menguntungkan menjadi orang baik.
Menurut penelitian, orang baik cenderung memiliki masalah keuangan dan nilai kredit rendah. Bahkan, mereka berisiko tinggi untuk mengalami kebangkrutan.
Menurut periset, ini terjadi karena orang baik biasanya tidak menghargai uang seperti rekan mereka yang memiliki sikap kurang menyenangkan.
Orang-orang baik cenderung suka berbagi dan menganggap uang bukan sebagai hal yang utama sehingga keuangan mereka umumnya lebih buruk.
Baca Juga : Jarang Tersorot, Begini Gaya Penampilan Adiba Khanza Putri Almarhum Uje Sekarang!
Joe Gladstone, salah satu periset, mengatakan, dalam riset, keramahan terkait dengan indikator kesulitan keuangan karena mereka tidak hemat (baca: tidak pelit), dan tidak gigih menabung.
"Hubungan ini tampaknya didorong oleh fakta bahwa orang-orang yang menyenangkan kurang peduli tentang uang, dan karena itu berisiko lebih tinggi mengalami kesalahan dalam keuangan," ucapnya.
Sebagai contoh, kata Gladstone, orang-orang baik lebih kecil kemungkinannya untuk memeriksa laporan keuangan mereka dan mempertahankan anggaran yang bertanggung jawab.
Sebaliknya, orang-orang yang dinilai "jahat", menurut Gladstone, memiliki sikap kompetitif dan lebih pelit sehingga hasil keuangannya lebih baik.
Baca Juga : Viral Karma Instan, Rini Puspitawati yang Menjadi Korban CR-V di Sarangan Meninggal Dunia
Sandra Matz, selaku pemimpin riset, mengatakan, riset yang telah diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology ini dilakukan untuk memahami mengapa orang-orang yang baik tampaknya selalu bernasib malang.
"Kami tertarik untuk memahami apakah memiliki kepribadian yang baik dan hangat, apa yang dikatakan oleh akademisi dalam penelitian kepribadian sebagai kesetujuan, terkait dengan hasil keuangan negatif," katanya.
Peneliti juga ingin menentukan apakah kesulitan keuangan yang cenderung menyerang orang baik, didorong oleh gaya negosiasi "kooperatif" mereka atau penilaian rendah mereka pada keuangan.
Baca Juga : Jangan Salah, Investasi dan Bisnis Ternyata Tak Sama, Apa Bedanya?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR