NOVA.id - Memperingati Hari Pahlawan sebuah pertunjukan drama kolosal 'Surabaya Membara' digelar di Jalan Pahlawan, Surabaya pada Jumat (09/11).
Pertunjukkan merupakan acara tahunan yang rutin digelar sejak 4 tahun yang lalu.
Baru digelar selama 15 menit, sebuah peristiwa yang merenggut 3 orang penonton pun terjadi.
Baca Juga : Nostalgia Rumah Masa Kecil, Tempat Maia Estianty Pacaran dan Menunggu
Puluhan penonton memadati sebuah jembatan kereta api di atas jalan raya (viaduk) Jalan Pahlawan.
Tak disangka, kereta melewati jembatan yang penuh dengan penonton, kereta pun telah membunyikan suara peringatan, dan menurunkan kecepatannya hingga 15 km/jam.
Penonton yang ada di bawah jembatan pun berteriak agar mereka yang ada di atas segera turun.
Baca Juga : Mulai Dian Sastro Hingga Maia Estanty, 6 Artis Perempuan Ini Tenyata Keturunan Pahlawan
Penonton di atas saling berpegangan tangan, namun ada juga beberapa penonton melompat ke kereta.
Diduga karena hilang keseimbangan, ia malah tersenggol badan kereta api dan beberapa penonton jatuh ke bawah.
Mereka yang jatuh sebagian mengalami patah tulang, mereka yang meninggal ada yang terlindas kereta api.
Baca Juga : Sidak ke Toko, Karyawan Irwan Mussry Ungkap Perlakuan Maia Estianty!
Dari laporan polisi, sebanyak 3 korban meninggal dan 20 luka berat dan ringan.
Para korban dievakuasi ke RSUD dr Soetomo, RSUD Soewandhie, dan RS PHC Tanjung Perak Surabaya.
Panitia pertunjukan sebelumnya juga telah memperingatkan para penonton untuk tidak berada di sana.
Baca Juga : Disambut oleh Teman Satu Genk, Maia Estianty Ungkapkan Rasanya Lepas Masa Janda
"(Penonton) Ada yang manjat di gapura Tugu Pahlawan, ada yang di viaduk, yang berkali-kali saya announce untuk turun karena itu sangat berbahaya," ungkap ketua panitia acara Taufik.
Acara pun akhirnya mempercepat drama yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Baca Juga : Blak-blakan, Luna Maya Akui Kerap Diajak Ketemuan dengan Pejabat Tinggi!
"Kami mempercepat drama tersebut yang tadinya 60 menit yang kita janjikan, hanya 40 menit," ungkap Taufik. (*)
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Hinggar |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR