NOVA.id – Enam puluh persen tubuh kita terdiri dari cairan, dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Jadi dapat dibayangkan apabila kita kekurangan cairan, akan ada berbagai masalah yang timbul.
Menurut Stavros A. Kavouras, proffesor di bidang Nutrisi dari Arizona State University, AS, dalam acara Hydration & Health Conference pada Rabu (07/11) di Jakarta Pusat mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sendiri dalam memproduksi air sudah terbilang cukup besar.
Baca Juga : Perhatikan! Ini Dia Etika Kencan di Era Modern Menurut Studi
Hal ini dilihat dari publikasi Liq.in 7 (European Journal of Nutrition) pada tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 78% anak-anak, 79% remaja, 72% orang dewasa dari total 3644 partisipan sudah tercukupi kebutuhan cairannya.
Namun, data ini diikuti dengan fakta masih tingginya minuman mengandung gula lebih dari 1 gelas atau sebanyak 250 per hari dengan presentase 24% anak, 41% remaja, dan 33% dewasa.
Padahal menurut dr. Budi Wiweko, Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG), asupan air dengan gula tidak akan terhitung dalam jumlah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Baca Juga : Blak-blakan, Aurel Ungkap Kelebihan Ashanty Dibandingkan Krisdayanti
“Walaupun total water intake-nya naik, itu tidak akan berarti apa-apa kalau sebagian air yang kita minum, air yang dengan gula. Itu udah dicoret tuh, begitu ada gula dikeluarin,” ujarnya.
Ditambah, beberapa dari kita mungkin kerap melupakan air sebagai makro nutrisi yang juga sama pentingnya dengan nutrisi yang ada pada makanan.
“Air sebagai sebagai salah satu makro nutrisi sebenarnya, komponen makro nutrisi yang sering kali terlupakan,” ujar dr. Budi.
Baca Juga : Di Makam Sang Ayah, Luna Maya Ungkap Sosok Pahlawan Bagi Dirinya
Penulis | : | Yashinta Mulya Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR