Pada perempuan ada beberapa masalah kesehatan yang dibilang khas, salah satunya soal penyakit anemia. Anemia atau kekurangan sel darah merah banyak dialami perempuan di usia subur dan ibu hamil.
Agar kondisi ini tidak menyerang Anda. Berikut ini uraian lengkap dari dr. Saiful Juhdi, Sp.OG dari RS Evasari, Jakarta.
Baca: Mengkhawatirkan, Penyebab Kematian pada Ibu Hamil di Indonesia
Penyebab anemia pada perempuan usia subur dan ibu hamil:
1. Darah menstruasi yang berlebihan (menorrhagia).
2. Kehamilan, dimana Janin ikut menyerap zat besi untuk dapat bertumbuh. Begitu pula, bila saat melahirkan terjadi pendarahan yang berlebihan, berisiko alami anemia.
3. Kurangnya asupan zat besi dalam menu makanan sehari-hari.
4. Terlalu sering/banyak mengonsumsi teh, kopi, cokelat, daun kemangi dan seledri yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
5. Tubuh tak mampu menyerap unsur gizi dari makanan, termasuk zat besi.
6. Pemakaian obat jangka panjang golongan obat antiinflamasi non steroid, yang menimbulkan perdarahan pada sistem pencernaan sehingga terjadi anemia.
7. Penggunaan obat mag yang dikenal sebagai antasida yang dapat mengurangi produksi asam lambung sehingga otomatis mengganggu penyerapan zat besi oleh usus.
8. Menderita talasemia yang berisiko menimbulkan anemia karena penderitanya memiliki tingkat hemoglobin di bawah angka normal.
Baca: Saat Mens, Penuhi Asupan Folat dan Zat Besi
Gejala anemia pada perempuan usia subur dan ibu hamil:
Tergantung tingkat keparahannya. Bila anemia ringan, gejala yang muncul kadang tak terdeteksi. Ada beberapa gejala yang muncul, yaitu gampang lelah/tak berenergi, nafsu makan anjlok, sakit dada, pusing/sakit kepala, wajah pucat, sesak napas, jantung berdebar, lidah membengkak/sakit, rambut rontok/mudah patah, tangan-kaki dingin, kesemutan kaki, kuku rapuh/mudah patah.
Baca: Bahaya Penyakit Anemia pada Anak, Jangan Anggap Remeh!
Penanganan dan Pencegahan anemia pada perempuan usia subur dan ibu hamil:
1. Mencari penyebab utama anemia agar penanganan tepat. Selain itu, untuk menghindari kemunculan kembali anemia dan risiko komplikasi.
2. Pastikan pola makan bergizi seimbang dengan makanan yang bervariasi. Konsumsi makanan kaya zat besi seperti bayam, brokoli, hati ayam/sapi, daging sapi, ikan, kacang-kacangan (kacang merah, kacang hiijau), tahu, tempe. Makanan mengandung vitamin C membantu penyerapan zat besi, seperti jeruk, tomat, kiwi, brokoli atau paprika merah.
3. Komsumsi suplementasi penambah zat besi sesuai rekomendasi dokter. Yang disarankan biasanya besi sulfat berupa tablet yang diminum 2-3 kali per hari.
4. Kurangi makanan atau asupan yang dapat menghambat penyerapan zat besi.
5. Bagi ibu hamil, tingkatkan asupan zat besi dari makanan atau suplemen karena janin butuh pasokan darah dan zat besi yang cukup.
Hilman Hilmansyah/TabloidNova
KOMENTAR