TabloidNova.com - Tren makanan organik mulai merebak sejak sekitar tahun 2000-an. Mulai saat itu, banyak yang mempertanyakan, apakah tanaman bercap 'organik' benar-benar tumbuh tanpa zat adiktif dan pupuk kimia, sehingga lebih bergizi dibanding tanaman pada umumnya?
Jurnal British of Nutrition menuliskan penelitian terhadap 343 produsen tanaman pro-organik. Menurut tinjauan tersebut, produk dan tanaman berjenis organik terbukti lebih baik ketimbang yang non-organik. Sereal, misalnya, mengandung 17 persen lebih banyak zat antioksidan lebih tinggi.
Tim peneliti juga melaporkan bahwa makanan organik mengalami proses residu pestisida sebesar empat kali dibanding makanan non-organik. Manfaat lain dari proses ini, tanaman organik lebih rendah mengandung logam beracun.
Selain itu, para peneliti juga memaparkan bahwa antioksidan sangat erat kaitannya dengan penurunan risiko penyakit jantung, kanker dan penyakit kronis lainnya. Namun, memilih makanan yang diproduksi sesuai standar organik ternyata membuat tubuh mengiginkan lebih banyak asupan gizi. Akibatnya, banyak yang merasa kalau makanan organik membuat tubuh cepat lapar.
"Ini merupakan informasi penting bagi konsumen. Terkadang mereka merasa lebih cepat lapar ketika mengonsumsi makanan organik. Frekuensi tubuh membutuhkan zat antioksidan jadi lebih besar. Tapi ini bukan kabar buruk, justru sangat baik bagi kesehatan Anda" ujar Carlo Leifert, Profesor Universitas Newcastle di Inggris.
Leifert pun menyarankan supaya Anda secara rutin mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi yang rendah kadar bahan kimia beracun sehingga tidak memicu reaksi sel kanker dan penyakit lainnya.
Ridho Nugroho / Sumber: Women's Health
KOMENTAR