NOVA.id - Walaupun Indonesia memiliki beragam macam kuliner khas daerah, tapi kita rupanya masih belum memiliki masakan nasional yang mendunia.
Jika dibandingkan Malaysia, kita tentunya kalah jauh dengan mereka, karena nasi lemak sudah pasti dilekatkan dengan negeri Jiran tersebut.
Begitupun dengan Thailand, di mana tom Yam dan Mango Sticky Rice sudah menjadi masakan nasional mereka, dunia pun mengenalnya.
Mengejar ketinggalan dari negara- negara tetangga itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun kini sudah gencar mempromosikan lima kuliner nasional Indonesia, di antaranya Soto, Gado-Gado, Rendang, Sate dan Nasi Goreng.
Baca Juga : Gading Marten-Gisel Cerai, Nikita Mirzani: Kalau Ketemu di Tempat Disko Terus
Salah satunya, melakukan co-branding Wonderful Indonesia dengan 100 restoran diaspora dari mancanegara, yang mewajibkan mereka punya salah satu makanan nasional Indonesia di dalam menu restoran.
“Tumbuh pesatnya restoran Thailand ini tidak lepas dari peran pemerintah yang memberikan soft loan sekitar Rp 1,5 miliar untuk setiap restoran. Untuk penerapan di Indonesia, kita mendukung restoran tersebut melalui co-branding,” ujarnya dalam acara Mempopulerkan Kuliner Indonesia di Kancah Dunia Lewat Indonesia Gastronomy Forum.
Langkah ini ditembus tentunya untuk menarik antusias wisatawan asing untuk lebih mengunjungi Indonesia, tentunya lewat kuliner semua lingkup Tanah Air pun lama kelamaan akan terkenal.
Baca Juga : Plaza Senayan Beauty Week 2018 Kembali Hadir untuk Perempuan Indonesia
Sebab itu, menu-menu makanan nasional yang dijual nantinya dalam restoran diaspora tetap harus memakai nama asli dari Indonesia agar nama tersebut dikenal ke seluruh negera.
"Pemerintah memang sebaiknya terlibat dalam hal ini, bahkan lebih baik lagi jika kita memberikan insentif kepada diaspora yang membuka restoran menu Indonesia di luar negeri. Hal itu bisa menjadi stimulus yang baik," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Retno mengungkapkan jika makanan Indonesia yang dipromosikan dengan nama asli bisa membantu Indonesia juga semakin terkenal di mata dunia.
Baca Juga : Sejarah Black Friday, Diskon Besar-besaran Setelah Thanksgiving Hingga Menyambut Hari Natal
“Dalam promosi, kita tetap haru memperhatikan keaslian makanan, tampilannya, serta bagaimana makanan tersebut dijual. Biasanya sebuah makanan akan naik nilai jualnya kalau ada cerita dibaliknya," pungkas Retno.
Seperti diketahui kuliner merupakan media diplomasi sosial ekonomi paling halus, cepat, impactful, dan efektif untuk mempopulerkan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang menarik di dunia.
Kuliner juga memberikan kontribusi terbesar dalam kegiatan pariwisata sekitar 30% hingga 40% pengeluaran wisatawan untuk kebutuhan makan dan minum.(*)