Jangan Dirahasiakan, Pada Usia Ini Anak Sudah Harus Diberitahu Tentang Menstruasi dan Pubertas

By Alsabrina, Minggu, 25 November 2018 | 18:16 WIB
Ilustrasi (vgajic)

NOVA.id – Stigma seputar menstruasi telah membuatnya menjadi topik yang sangat rahasia, yang dianggap paling baik untuk dibicarakan di balik pintu tertutup.

Karena itu hal yang dianggap tabu, tidak mengherankan jika beberapa orang tua mungkin merahasiakannya hingga sang anak bertanya langsung.

Bahkan, ada beberapa orang tua yang berjuang untuk secara terbuka mengobrol tentang menstruasi dengan anak-anak mereka sendiri.

Baca Juga : Manis! Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Bagikan Momen Rafathar dan Gempi Saling Berbisik

Alih-alih menyembunyikannya, justru kita sebagai orang tua harus membuka pembicaraan tentang menstruasi sedini mungkin.

Dilansir dari Huffington Post, sangat penting untuk memperkenalkan bagian tubuh dan proses yang terjadi pada tubuh seperti menstruasi.

Bukan hanya itu, penting juga untuk tidak menutup-nutupi apa yang terjadi sebelum, selama, dan setelah seseorang mengalami menstruasi.

Baca Juga : Orang Tua akan Bercerai, Gempi Tersenyum Manis dan Katakan Hal Ini pada Gading Marten

Nora Gelperin, direktur pendidikan dan pelatihan seksualitas di Advocates for Youth, mengatakan, “Sangat penting untuk membicarakannya lebih awal (sesering mungkin) dan tidak menunggu sampai anak kita datang kepada kita dengan pertanyaan-pertanyaannya.”

Perkenalan menstruasi kepada anak-anak bisa dilakukan pada usia 8 tahun. Seperti yang diungkapkan oleh Mayo Clinic, “Anak-anak biasanya mendapat menstruasi pada usia 12 tahun. Namun, idealnya pembicaraan mengenai itu (menstruasi) dimulai pada usia 8 tahun”.

Baca Juga : Kondisi Langka Buat Anak yang Belum Masuk SD Ini Berwajah Seperti Kakek-Kakek

Gelperin mendorong orang tua untuk mempertimbangkan diskusi tentang menstruasi, pubertas, dan topik penting lainnya sebagai percakapan berkelanjutan.

Tak hanya sebatas membuka diskusi tentang menstruasi dan pubertas saja, ini juga kepada pengenalan alat atau benda yang bersinggungan erat dengan keduanya, seperti pembalut serta cara membersihkannya.

“Biarkan anakmu membukanya (membuka pembalut). Biarkan mereka melihatnya sesering mereka melihat garam dan lada di meja dapur sehingga mereka bisa menerimanya sebagai kehidupan manusia sehari-hari,” ujar Gelperin.

Baca Juga : Gading Disebut Suami Tipe Ini oleh Gisella 3 Tahun Lalu, Vincent Rompies Doakan Langgeng

Bahkan, disarankan anak laki-laki juga ikut serta dalam diskusi dan belajar tentang proses ini bersama. Ini dilakukan agar memberi pemahaman tentang perempuan dan laki-laki serta yang terjadi di tubuh mereka.(*)