NOVA.id - Generasi milenial di Indonesia memang selalu menarik untuk diulas, karena berkat merekalah perekonomian naik drastis, khususnya bidang pariwisata.
Sebab, bukan perihal keindahan alam lagi yang dicari para generasi milenial, tetapi tempat untuk berfoto-foto ria.
Tak bisa dimungkiri, aktivitas mereka di media sosial memang menjadi akar kuat untuk mendorong tingginya antusias wisatawan.
Baca Juga : Tangisnya Pecah, Istri Uya Kuya Tak Tahan Dengar Pesan dari Putrinya
Oleh karena itu, Kementrian Pariwisata Indonesia menempatkan millenial tourism sebagai pendorong meningkatnya target kunjungan wisawatan ke Indonesia.
Sebab, pemerintah harus menargetkan sekitar 20 juta wisman datang ke Indonesia.
Untuk itu, mereka juga mencanangkan melakukan tranformasi dalam tiga hal yakni proximity, purchasing power, dan portability atau 3P.
Baca Juga : Menangis Tanpa Suara, Ini Jeritan Hati Anak-Anak Ussy Sulistiawaty Terhadap Pembully
“Kalau di telekomunikasi, proximity dikenal dengan tarif Local, SLJJ, Zona 1, Zona 2, Zona 3, International, tetapi di tourism ada border tourism yang memberikan kontribusi sekitar 20% secara nasional,” kata Menpar Arief Yahya dalam acara ajang Anugerah Pewarta Wisata Indonesia (APWI) 2018.
Sementara itu, Untuk portability di telekomunikasi dikenal dengan mobile HP dan mobile BTS, di tourism ada mobile tourist, non-mobile accomodation yang dipopulerkan dengan nomadic tourism.
“Dalam nomadic tourism saya gunakan tagline solusi sementara sebagai solusi selamanya,” ujarnya.
Baca Juga : Ejek Peserta Lain Tak Bisa Berbahasa Inggris, Miss USA Minta Maaf Terkait Ucapannya
Untuk meraih target kunjungan tersebut, pemerintah pun terus menggalakkan semua destinasi untuk terus berkreasi mengangkat daerah mereka.
Salah satunya, bisa menyontoh Unggul Ponggok yang mengandalkan wisata berfoto di bawah air.
Alhasil, kunjungan ke sana pun tak kunjung sepi hingga turis mancanegara. (*)