NOVA.id - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, mewacanakan agar mitigasi bencana masuk dalam kurikulum pendidikan dan diajarkan di sekolah-sekolah.
Wacana itu didengungkan menyusul banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia, termasuk gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi, Donggala (Pasigala), Sulawesi Tengah, 28 September 2018.
Belum lagi di Surabaya, terdapat dua sesar aktif yang berpotensi gempa. Patahan itu berada di Surabaya dan Waru.
Patahan Surabaya meliputi kawasan Keputih hingga Cerme, Gresik. Sementara patahan Waru lebih panjang, melewati Rungkut, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Saradan, bahkan sampai Cepu, Jawa Tengah.
Baca Juga : Ceritakan saat Cari Jenazah Istrinya, Ade Jigo Dengar Teriakan dari Kamar MayatKepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, usulan agar mitigasi bencana masuk dalam kurikulum pendidikan sudah diwacanakan.
"Kami ada keinginan ke sana. Kami akan kerja sama dengan perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Kota Surabaya, terutama yang mempunyai konsentrasi terhadap kebencanaan," ucap Eddy kepada Kompas.com, Senin (15/10/2018).
Menurut Eddy, pihaknya sudah mendapat informasi bahwa pasca-sarjana Universitas Airlangga (Unair) memiliki konsentrasi khusus terkait kebencanaan.
Baca Juga : Gara-Gara Info Hoax, Ifan Seventeen Telan Kecewa Tak Temukan Sang Istri di Klinik
"Sehingga dapat kita tahu materinya sepertinya apa, dan mungkin kami perlu untuk memasukkan ke dalam kurikulum pendidikan. Entah nanti masuk dalam ekstra kulikuler atau mata pelajaran," jelasnya.Seandainya mitigasi bencana memerlukan waktu yang lama untuk bisa diajarkan dalam mata pelajaran di sekolah, materi kebencanaan bisa diajarkan di ekstrakulikuler.
Yang penting, sambung dia, informasi terkait pencegahan bencana bisa sampai sejak dini kepada siswa.
Baca Juga : Dimakamkan Bersebelahan, Ini Deretan Foto Pemakaman Aa Jimmy dan Istri
"Sehingga memori (siswa) terkait pencegahan gempa bisa terekam sejak dini. Kami juga sedang menyusun beberapa materi yang perlu disampaikan kepada siswa," tutur Eddy.
Eddy mengaku sudah berkoordinasi dengan Dinas Pndidikan Kota Surabaya rerkait wacana tersebut.
Namun untuk saat ini, langkah antisipasi yang bisa dilakukan adalah sosialisasi jangka pendek kepada siswa di sekolah-sekolah.
"Sudah, kami sudah koordinasi. Kami terus lakukan sosialisasi agar siswa peka dan siap jika sewaktu-waktu gempa terjadi," pungkasnya.
Baca Juga : Kaleidoskop 2018: 5 Bencana Alam Terdahsyat di Indonesia Sepanjang Tahun 2018
Pun dengan Presiden Joko Widodo yang menegaskan bahwa perlunya pendidikan kebencanaan. Hal ini disampaikan Jokowi pada akun instagramnya @jokowi ketika dirinya sedang meninjau lokasi pasca-bencana tsunami Banten.
Baca Juga : Tak Jadi Manggung dan Digantikan Seventeen, Band Element Nyaris Jadi Korban Tsunami, Begini Kisahnya!
"Pantai Mutiara Carita di Pandeglang yang luluh-lantak diterjang tsunami Sabtu malam lalu.Sampai pagi ini, tercatat setidaknya 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang, dan lebih dari 10.000 orang mengungsi ke lokasi yang lebih aman.Melihat potensi bencana di Tanah Air dan banyaknya korban yang ditimbulkannya, saya memandang perlu untuk memasukkan pendidikan kebencanaan dalam kurikulum pendidikan.
Baca Juga : 2 Anak Aa Jimmy Belum Ditemukan, Manajemen Minta Bantuan Warganet! Begini Ciri MerekaDengan begitu, masyarakat mendapatkan pengetahuan sejak dini terkait kebencanaan sehingga dapat meminimalisir jumlah korban," tulis akun instagram @jokowi.(*)