NASA Ungkap Gunung Agung Meletus Bisa Selamatkan Dunia, Kenapa?

By Alsabrina, Jumat, 11 Januari 2019 | 14:07 WIB
Erupsi Gunung Agung tahun lalu. (Bicho_raro/Getty Images/iStockphoto)

Gunung Pinatubo memuntahkan satu mil kubik batu dan abu ke udara beserta 20 juta ton gas belerang dioksida ke atmosfer. Letusan ini tidak hanya berimbas pada masyarakat sekitar, namun juga memengaruhi Bumi.

Ketika Pinatubo meletus, sejumlah besar gas yang dikeluarkan menyebar ke seluruh dunia. Hal ini kemudian berimbas pada terjadinya sebuah reaksi kimia. Gas yang bercampur dengan uap air, menghasilkan tetesan “super dingin” yang dikenal sebagai aerosol.

Baca Juga : Ditanya Siapa yang Paling Cemburuan di Antara Berempat, Shireen Sungkar: Gue Gak Usah Ngomong ya!

Aerosol ini kemudian memantulkan sinar matahari menjauhi Bumi. Peristiwa ini lantas membuat suhu Bumi turun (rata-rata) sebanyak 1' F selama beberapa tahun. The New York Times menyebut letusan ini sebagai influencer alami Bumi.

Sementara itu, karakter Gunung Agung dinilai identik dengan Gunung Pinatubo. Oleh sebab itu para peneliti NASA mengincar letusan Gunung Agung untuk dijadikan "laboratorium" penelitian mereka.

Para peneliti kemudian merencanakan untuk menerbangkan balon berisi perangkat teknologi untuk mengukur dampak letusan di atmosfer Bumi.

Baca Juga : Ingin VA Dihukum Hingga Dapat Bagian 10 Persen, Ini Dia 5 Fakta Mucikari Vanessa Angel

Diketahui, letusan Gunung Agung terdahsyat terjadi pada Februari-Maret 1963. Asal tebal, hujan abu dan kerikil terjadi. Bahkan, aktivitas ini baru berhenti berbulan-bulan kemudian, tepatnya pada Januari 1964.

Bila kekuatan letusan Gunung Agung sama dengan letusan yang pernah terjadi pada tahun 1963, maka Gunung Agung dipastikan akan memompa belerang dioksida dengan jumlah besar ke atmosfer.

Baca Juga : Irwansyah Elus Perut Zaskia Sungkar Saat Liburan ke Jepang, Hamil 2 Bulan?

Hal tersebut itulah yang NASA katakan sebagai “kabar baik” untuk kelangsungan hidup di bumi. Bagaimana menurut Sahabat NOVA?(*)