Galau Mencari Nilai Hidup? Yuk, Pakai Konsep Ikigai dari Jepang

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 15 Januari 2019 | 21:00 WIB
Tersesat Mencari Nilai Hidup? Yuk, Pakai Konsep Ikigai dari Jepang (marekuliasz)

NOVA.id – Berada di fase Quarter Life Crisis (QLC) membuat kita tersesat mencari value kehidupan, terlebih saat kita memasuki usia 30 tahun.

Value kehidupan pun beragam dari soal finansial, karir, dan percintaan, yang seringnya membuat kita semakin galau.

Lantas bagaimana kita menemukan value tersebut?

Menurut Noveri Maulana, dosen Pengembangan Diri di PPM Manajemen, ada tiga hal yang sebaiknya kita perhatikan agar tak terjebak QLC.

Baca Juga : Berita Terpopuler: Ira Wibowo Ungkap Kesedihannya Ditinggal Robby Tumewu hingga Rahasia Awet Muda Yuni Shara

Pertama, bagaimana kita mengevaluasi diri hingga menemukan value hidup.

“Badai dahsyatnya di usia 25-35. Kadang orang cemas dengan pekerjaannya, finansialnya, lalu menjadi korban dari QLC ini karena value dia enggak sesuai atau mungkin enggak ada,” ujar Noveri.

Soal menentukan value hidup, Noveri menjelaskan tentang konsep Ikigai orang Jepang.

Dalam konsep tersebut, ada tiga hal yang seharusnya terhubung satu sama lain, yakni profesi, hobi, dan karier.

Setidaknya tiga dari dua aspek tersebut bisa saling beririsan.

Baca Juga : Jadi Inspirasi, Gaya Busana Kate Middleton yang Ini Bisa Kita Contek!

Konsep Ikigai pun diyakini bisa membantu kita menyeimbangkan antara kebahagiaan dengan kesenangan di dunia pekerjaan.

“Ada profesi yang sekaligus hobi, tapi enggak dapet duit. Ada profesi dan karier, tetapi bukan hobi kita, enggak senang di situ,” kata Noveri.

Meskipun seperti kita tahu—irisan yang paling manis—tentulah jika profesi sejalan dengan hobi, dan menghasilkan duit banyak.

Hal kedua yang harus diperhatikan, yakni membangun support system dan dikelilingi orang-orang yang positif.

Baca Juga : Ammar Zoni Bersimpuh Lamar Irish Bella, Ini Dia Asal-usul Pria Bertekuk Lutut pada Perempuan

“Dekat dengan keluarga, perbanyak hubungan, intensitasnya, kualitasnya ditingkatkan. Lalu bersama sahabat. Enggak usah sahabat yang diperbanyak, tetapi kualitasnya,” ungkap Noveri.

Lalu, bagaimana kalau kenyataan yang kita alami tak sesuai dengan ekspetasi kita?

Nah, untuk itu perlu dilakukan langkah ketiga yakni, bagaimana kita mampu manajemen diri.

Baca Juga : Tingkatkan Daya Ingat Hingga Obati Stres, Ini Dia Manfaat di Balik Kebiasaan Mengkhayal       

“Kalau dalam dunia bisnis itu adalah mitigasi risiko, bagaimana kita mampu menyesuaikan harapan dan kenyataan. Ini proses kita buat setting the goals,” tutur Noveri.

Masalah finansial pun tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kita.

Daripada terjebak, mulailah bergerak mengatur keuangan kita dengan membaginya atas 50% biaya hidup, 30% tabungan, dan 20% untuk dana darurat.

“Kuncinya juga bagaimana kita menyesuaikan gaya hidup dengan biaya hidup. Orang banyak terjebak sekarang karena gaya hidupnya luar biasa,” ucap Noveri.

Baca Juga : 4 Langkah Jadikan Permainan Roleplay saat Bercinta Menjadi Sangat Menggairahkan, Pastinya Patut Dicoba Segera!

Urusan finansial, membangun relationship, juga menata karier—sepertinya tak sulit untuk kita lakukan.

Lantas bagaimana dengan QLC yang diakibatkan oleh percintaan?

Nah, hal itu yang sepertinya tak mudah solusinya.

Bukan hanya karena itu di Barat sana konsultan perkawinan bertarif mahal—melainkan sering kali hal percintaan irisannya bisa menyentuh segala aspek kehidupa

Nah, Sahabat NOVA untuk informasi seputar isu "Quarter Life Crisis" bisa dilihat di laman Tabloid NOVA edisi 1612.(*)

Melissa Tuanakotta/Firli Athiah Nabila