Menurut Citra, risiko paling parah dari seringnya pamer kemesraan di media sosial adalah membuat orang lain akan merasa ikut menjadi bagian dari hubungan kita dan pasangan.
"Mereka merasa berhak untuk memberikan masukan atau nasihat yang belum tentu tepat," ucap psikolog yang biasa dipanggil Citra ini.
Mengumbar kemesraan dengan pasangan di medsos memang sering kali dikaitkan dengan kebutuhan akan pengakuan dan rasa percaya diri.
Baca Juga : Ternyata, Water-Based Skincare Lebih Sehat untuk Kulit Kita, lho!
Di sisi lain, medsos juga dirasa pas sebagai saluran yang mudah untuk diakses dan memungkinkan adanya feedback langsung.
Entah itu dari views, comments, likes, maupun share.
Hal demikian bisa menjadi penguat untuk orang-orang yang membutuhkan kepuasan instan.
Contohnya, ingin membuat cemburu atau menyesal mantan pacarnya, atau menandai bahwa dirinya atau pasangan sudah ada yang memiliki sehingga tidak boleh digoda orang lain.
Baca Juga : Bukan Indonesia, Perempuan di Negara Ini Tercatat Lebih Sering Puas Bercinta
Tak bisa dimungkiri, memamerkan kemesraan di media sosial juga bisa menjadi pembuktian ke diri sendiri atau orang lain bahwa hubungan dengan pasangan baik-baik saja, atau sekadar ingin membagikan perasaannya.
Namun melihat risiko yang mungkin terjadi bila kita terlalu sering memamerkan kemesraan di media sosial, apakah lantas pamer kemesraan di media sosial masih menjadi sesuatu yang bijaksana, ya, Sahabat NOVA? (*)
Mega Khaerani