Mengakui caranya salah, Anne pun belajar menjadi ibu dengan memerdekakan dirinya dari rasa bersalah yang tadi ia rasakan.
Salah satu caranya, Anne mencoba mengenalkan pekerjaannya ke sang anak, sehingga anak mampu memahami pekerjaannya sebagai pemimpin yang penuh tanggung jawab.
"Pas aku tanya anakku, 'apa mama resign yah?'. Anakku jadi enggak bolehin, karena mereka sudah mengerti pekerjaanku. Mereka juga bilang, 'Nanti kita enggak dapat jajan lebih'," jelasnya.
Baca Juga : Hingga Kini Belum Bertemu, Jeritan Hati Ibu Sambung Vanessa Angel: Ingin Peluk, Ingin Cium
Anne sadar, mengajarkan anak tentang pekerjaan bisa menjadi solusi yang lebih bijak karena membuat anak menjadi lebih kritis dan paham dengan sosok ibunya.
Alhasil, Anne pun sukses meneruskan kariernya sebagai pemimpin perusahaan sekaligus menjadi ibu yang baik untuk sang anak.
Tak hanya itu, Anne juga dinobatkan sebagai perempuan sukses berpengaruh versi Forbes pada 2015 lalu.
"Asalkan satu, saat di rumah, ya, kita ingat jika itu bukan perusahaan. Kita harus ganti peran dan ingatlah peran kita di rumah untuk suami dan anak," pungkasnya.
Baca Juga : Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Angkat Suara soal Nasionalisme dan Agama, Apa Katanya?
Dengan begitu, kita pun jadi bisa lebih maju dan sukses di kedua bidang kehidupan kita baik di karier maupun personal.
Jadi, bukan sesuatu yang mustahil, kan, berkarier sekaligus menjadi ibu yang baik untuk anak? (*)