Biasanya kondisi ini terjadi pada trimester ketiga, di mana darah bumil mengalami pengenceran yang hampir maksimal (umumnya mulai usia kehamilan 32 minggu).
Kondisi ini terjadi secara alamiah untuk menghemat darah kalau-kalau ibu mengalami pendarahan kala melahirkan.
Nah, darah yang encer ini membuat beban jantung meningkat karena encernya darah ini yang masuk ke pembuluh darah membuat kerja jantung jadi berat.
Pada ibu yang jantungnya tidak kuat, tentu akan menimbulkan gangguan di mana jantung tak mampu memompa darah dengan lancar.
Alhasil, sebagian darah akan keluar menuju paru-paru, terjadilah paru-paru banjir. Ini menyebabkan ibu mengalami sesak.
Tapi, ada pula sesak napas yang tidak disebabkan oleh kehamilan, melainkan ibu hamil telah memiliki riwayat penyakit sebelumnya, seperti asma, pneumonia, atau gangguan paru-paru lainnya bisa membuat sesak napas saat kehamilan menjadi lebih parah.
Baca Juga : Pemain Film Eiffel I'm in Love, Saphira Indah Meninggal Dunia saat Tengah Hamil
Bumil dengan asma juga akan memperparah kondisi sesak napas. Secara logika, penyempitan saluran bronkus (rongga saluran oksigen di paru-paru) pada penderita asma membuat oksigen yang terisap lebih sedikit.
Otomatis ibu mengalami kekurangan oksigen. Di sisi lain, bumil mengalami gangguan aliran darah akibat makin membesarnya rahim yang menekan pembuluh darah. Jadilah kondisi ini makin membuat ibu susah bernapas.
Setidaknya ada beberapa cara untuk mengurangi masalah sesak napas saat kehamilan. Ini dia 3 caranya.
Baca Juga : Ahmad Dhani Ditahan, Mulan Jameela Buka Suara dan Berterima Kasih