NOVA.id – Menjaga kondisi tubuh saat proses kehamilan tentu tidak mudah.
Banyak hal yang harus diperhatikan yang bisa memengaruhi kondisi janin yang dikandung.
Misalnya memerhatikan asupan gizi hingga hindari goncangan yang terlalu keras.
Baca Juga : Memaksakan Diri hingga Tak akan Langgeng, Ini 5 Prediksi Mbak You Soal Penikahan Ahok dan Puput
Tak hanya itu, ternyata perubahan iklim juga bisa menjadi pengaruhi kesehatan janin loh Sahabat NOVA.
Hal itu selaras dengan hasil temuan penelitian yang dipublikasikan dalam American Heart Association.
Dalam riset tersebut dijelaskan, perubahan iklim bisa menjadi faktor serius yang berpengaruh pada kondisi janin.
Baca Juga : Into The Light, Komunitas Peduli Kesehatan Mental dan Bunuh Diri!
Bayi yang lahir pada rentang waktu 2025-2035, diperkirakan akan berisiko alami kelainan jantung bawaaan.
Hal ini dipengaruhi oleh, kondisi ibu yang sering terpapar temperatur tinggi yang disebabkan oleh perubahan cuaca.
Risiko ini kan meningkat pada ibu hamil yang mengandung saat musim semi atau musim panas.
Menurut penelitian ini, sejumlah 7.000 kasus kelainan jantung bawaan akan terjadi di Amerika serikat selama 11 tahun.
Cacat jantung bawaan dapat membahayakan kesehatan bayi secara keseluruhan dan berpotensi berpengaruh pada cara kerja dan perkembangan tubuh.
Hasil tersebut didapat atas dasar pemantauan data yang terkumpul di National Birth Defects Prevention Study yang disinkronisasi dengan melihat data iklim dari pemerintah AS.
Baca Juga : 4 Cara Membuat Brownies Kukus Empuk dan Tidak Bantat, Salah Satunya Perhatikan Kukusan!
Meski begitu, sesungguhnya belum ada kejelasan antara korelasi kesehatan janin dengan temperatur suhu yang tinggi.
Jika berdasarkan pada penelitian yang dilakukan ke hewan, panas bisa menyebabkan kematian sel janin dan berpengaruh kurang baik pada protein yang berfungsi dalam perkembangan.
Baca Juga : Terungkap! Orang Bahagia di Dunia Ternyata Sering Lakukan 3 Hal Ini
Dilansir dari Kompas.com, disebutkan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan janin terlahir lebih cepat, bobot janin di bawah normal, dan gangguan saat melahirkan.
Maka dari itu, salah satu peneliti, dr Shao Lin mengimbau para ibu untuk siap siaga dan melakukan perawatan serta pemeriksaan rutin akan kondisi janin mereka.(*)