Terungkap, Riset Ini Buktikan Karyawan Ternyata Sering Gosipkan Atasan hingga 144 Jam

By Alfiyanita Nur Islami, Jumat, 8 Februari 2019 | 08:00 WIB
Riset Ini Buktikan Karyawan Ternyata Sering Gosipkan Atasan Hingga 144 Jam (iStockphoto)

NOVA.id - Sama seperti tak bisa memilih harus terlahir dari keluarga seperti apa, kita juga tak bisa memilih mau atasan kerja sesuai keinginan.

Mau tak mau, kita harus menerima dan pintar menyikapi kekurangan ataupun kelebihan atasan kerja kita.

Beragam alasan bisa membuat kita merasa tak enak hati hingga kesal pada atasan.

Baca Juga : Penuhi Surat Panggilan Kepolisian, Kuasa Hukum Ungkap Foto dan Video Della Perez Diambil dari Google dan Instagram

Permasalahan di dunia kerja memang tak bisa dihindari.

Maka tak jarang para karyawan mencurahkan masalah pekerjaan kantornya dengan rekan satu kantornya yang lain.

Berdasarkan sebuah penelitian, enam dari sepuluh karyawan kerapkali mengeluh hal-hal buruk soal atasan mereka.

Baca Juga : Nagita Slavina Titikkan Air Mata Saksikan Raffi Ahmad Baca Surat Al Fil Meski Ditegur Teuku Wisnu

Hal ini selaras dengan riset yang melibatkan 2.000 karyawan kantoran di Inggris.

Dalam satu tahun, karyawan bisa membicarakan soal atasan mereka selama 144 jam.

Itu artinya mereka bisa bergosip sekitar enam hari dalam setahun.

Waktu paling populer untuk membicarakan atasan adalah saat makan siang, mengeluh di media sosial atau saat sedang duduk di meja kerja.

Dari riset ini ditemukan, karyawan yang gemar bergosip soal atasan ialah karyawan perempuan.

Baca Juga : Sampai Kerahkan Dukun! Bocah 10 Tahun Ini Ditemukan Tewas Usai Diduga Diculik Makluk Halus

Berdasarkan survei, sebanyak 68 persen responden perempuan mengaku sering mengeluh dan bergosip soal si bos.

Sementara itu, hanya 57 persen karyawan pria yang melakukan hal serupa.

Sayangnya, survei tersebut mengungkap satu dari lima karyawan tertangkap basah sedang membicarakan atasannya.

Riset ini mengungkap, jika rekan kerja terlalu sering protes atau mengeluh soal atasan di kantor, hal ini bisa membuat rekan kerja lainnya menjadi frustasi. (*)