3 Hal Utama yang Jadi Modal Wajib untuk Pertahankan Hubungan dengan Pasangan Pasca Perselingkuhan

By Alsabrina, Senin, 11 Februari 2019 | 00:00 WIB
Tiga modal utama pertahankan hubungan pasca perselingkuhan (South_agency)

NOVA.id – Bagi pasangan manapun, tragedi perselingkuhan tidak hanya sebuah masalah, namun juga ancaman lain yang secara cepat dan mudah berujung pada sebuah perpisahan.

Jika ingin mempertahankan nasib hubungan dengan pasangan pasca perselingkuhan, setidaknya ada 3 hal utama yang menjadi modal wajib bagi setiap pasangan.

Perselingkuhan kerap menyisakan rasa kecewa, sedih, marah bahkan trauma bagi masing-masing pasangan atau orang sekitarnya.

Terapis pasangan mengadakan survei di Inggris yang menemukan kesimpulan bahwa masing-masing orang memiliki persepsi berbeda soal perselingkuhan.

Seperti yang dilaporkan oleh The State of UK Relationship saat bertanya kepada 5.700 orang di daerah Wales, Irlandia Utara dan Skotlandia.

Baca Juga : Photostory, Bisnis yang Tanpa Modal Tinggi Cocok Buat Para Ibu Rumah Tangga

Sebanyak 33 persen berpikir bahwa bisa bertahan ketika mengalami perselingkuhan, sisanya berpikir tidak.

"Selingkuh terkait kepercayaan dasar bagi suatu hubungan dan berujung pada pengalaman masa lalu, trauma masa kini serta keraguan kondisi masa depan," ujar Talia Wagner, seorang terapis pasangan dan pernikahan berlisensi di Los Angeles.

Diakui Talia, perselingkuhan tidak selalu berujung pada perpisahan atau perceraian karena masih banyak pasangan yang terbukti mampu berdamai dan bersatu kembali, bahkan lebih erat.

Talian pun membagikan tiga hal utama sebagai modal wajib mempertahankan nasib hubungan Anda pasca perselingkuhan.

Baca Juga : Reaksi Tak Terduga Hotman Paris saat Anak Indigo Sebut Meriam Bellina Masih Ada Rasa Padanya

1. Bersikap selalu jujur dan terbuka

Situasi yang kondusif dan hubungan yang mencair satu sama lain hanya bisa diawali dengan bersikap jujur.

Penelitian membuktikan bahwa peluang baik bagi suatu hubungan ketika masing-masing pasangan berkomitmen untuk jujur dan bersikap terbuka dalam semua hal.

Ini juga berlaku ketika kita merasakan bahwa tidak bisa melewati masa-masa sulit tersebut kepada pasangan.

Bersikaplah jujur, terbuka jika kita masih merasa sangat sakit hati, dendam atau marah sehingga pasangan mampu mengambil sikap dan memahaminya.

Baca Juga : 5 Skandal Cinta Artis yang Masih Heboh di Awal 2019, Mulai Veronica Tan hingga Mayangsari

2. Merenung dan mengevaluasi penyebab masalah

Mengubur penyebab perselingkuhan adalah hal bodoh dan tidak akan menyelesaikan masalah.

Rachel Sussman, seorang terapis pasangan yang berdomisili di New York menyarankan pasangan justru bersikap kritis dengan mencari tahu penyebab dan alasan mendasar mengapa perselingkuhan bisa terjadi.

"Saya telah bertemu banyak pasangan yang terancam pisah karena perselingkuhan. Entah takut atau malu, mereka biasanya enggan mengakui dan mengingat alasannya.

Saya selalu memberikan mereka waktu untuk berpikir agar tahu bagaimana cara mengatasi masalah krusial ini dan mencegahnya terulang kembali," ujar Sussman.

Baca Juga : Di Balik Dinginnya Sel Tahanan, Vanessa Angel Dekatkan Diri pada Tuhan

3. Awal yang baru

Ketika kita siap bertahan, siap menghapus rasa sakit, dan masih ingin melanjutkan sebuah hubungan, cobalah untuk menciptakan suasana baru yang lebih natural.

Jika rumah atau kamar mengingatkan pada trauma perselingkuhan, pergilah berlibur bersama pasangan kita dan habiskan waktu secara intens bersamanya untuk mengusir stres dan depresi.

Aktivitas ini sekaligus mengingatkan betapa besar cinta kita kepada pasangan serta mengukur sejauh mana rasa cinta bisa mengikis rasa dendam, marah, dan kecewa akibat tragedi tersebut.

"Terapkan transparansi keseluruhan dalam hubungan yang baru. Komunikasi yang aktif dan intens tanpa kerahasian adalah obat penawar paling baik.

Baca Juga : Punya Makna Tersendiri, Ammar Zoni dan Irish Bella Pilih 12 Februari Jadi Tanggal Lamaran

Jangan ada rahasia kata kunci email, telepon genggam, gadget maupun akun sosial media dan yang lainnya," saran Sussman.(*)