Valentine Jadi Hal Menakutkan Bagi Perempuan Jepang Karena Tradisi Giri Choco, Ini Penjelasannya

By Alsabrina, Rabu, 13 Februari 2019 | 14:00 WIB
Perayaan giri choco ditentang perempuan Jepang saat Valentine (kuppa_rock)

NOVA.id - Perayaan Valentine tinggal menghitung waktu. Namun, perempuan di Jepang kini menentang tradisi Valentine untuk memberikan cokelat ke rekan kerja yang dikenal dengan nama giri choco.

Menurut perempuan Jepang, seperti yang dikutip dari theguardian.com, tradisi giri choco ini membuat mereka melakukannya dalam tekanan.

Tak hanya itu, giri choco disebutkan sebagai cokelat kewajiban, seperti yang disampaikan theguardian.com.

Baca Juga : Perutnya Sempat Membengkak Penuh Cairan, Ratna Galih Kini Undur Diri dari Sinetron

Giri choco sendiri merupakan pemberian cokelat dari perempuan untuk semua laki-laki di tempat kerja atau di sekolah sebagai kewajiban pada hari Valentine di Jepang.

Tradisi ini kemudian berkembang dan pemberian cokelat ini bukan hanya untuk kekasih atau seseorang yang sedang disukai saja, cokelat bisa saja diberikan kepada pria yang tidak disukai sebagai simbol keharmonisan antarmanusia.

Namun, tradisi tersebut kini ditakutkan sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan pelecehan.

Selain itu, ini menjadi ketakutan perempuan karena merekalah yang harus memulainya terlebih dahulu.

Baca Juga : Ikut Dibawa Dalam Isu Mak Vera, Billy Syahputra: Kalau Lagi Gondok Jangan Bawa Olga!

Baru setelahnya, tanggal 14 Maret diadakan Hari Putih sebagai balasan dari pria yang diberi cokelat.

Sehingga, perempuan memikul beban moral di mana harus memberikan semua pria di tempat kerja atau sekolah untuk "menyelamatkan diri" dari kehidupan sosial.

Sebuah survey menemukan bahwa lebih dari 60% perempuan membeli cokelat untuk hadiah pribadi, 56% untuk anggota keluarga, 36% untuk kekasih atau seseorang yang disukai, dan hanya 35% yang berencana membagikan cokelat kepada pria di tempat kerja.

Baca Juga : Elegan, Ini Tas Seharga Rp1,5 Miliar Bunga Citra Lestari yang Dibawa Liburan ke Amerika!

"Sebelum mulai pelarangan, kita harus menetapkan batasan yang tepat dan pantas untuk cokelat yang dibelanjakan.

Di mana kita menarik garis batas siapa yang kita beri cokelat. Jadi, ada baiknya kita tidak lagi memiliki budaya memberi paksa ini," ujar salah satu pekerja kantor survey.

Beberapa perusahaan di Jepang kini telah melarang praktik giri choco tersebut.

Bahkan, Valentine tahun lalu, produk cokelat dari Belgia, Godiva membuat gebrakan yang cukup mencengangkan masyarakat Jepang.

Baca Juga : Pesan Mandala Shoji pada Anak Sebelum Dipenjara: Ayah Lagi Berjuang, Jangan Lupa Solat dan Ngaji

Godiva mengeluarkan iklan satu halaman penuh surat kabar yang mencoba meyakinkan Jepang untuk menghentikan praktik giri choco.

Pemberian cokelat sebagai hadiah Valentine dilakukan secara komersial di Jepang pada pertengahan 1950-an dan tumbuh sebagai pasar jutaan dolar.

Pada perayaan Valentine inilah Japan Airlines akan membagikan cokelat kepada semua penumpang untuk penerbangan domestik dan internasionalnya setiap 14 Februari.

Baca Juga : Ibu Mertuanya Kritis, Pedangdut Fitri Carlina Ungkap Kesedihannya dan Mohon Doa

Sementara itu, sebuah resor sumber air panas di dekat Tokyo telah meluncurkan pemandian yang diisi dengan air cokelat yang mengepul untuk berendam.(*)