Jangan Sepelekan, Ini 2 Kelebihan Sarapan Pagi yang Jarang Diketahui

By Alsabrina, Jumat, 22 Februari 2019 | 09:30 WIB
Sarapan (haoliang)

NOVA.id - Tahukah Sahabat NOVA jika sarapan merupakan hal penting untuk tumbuh kembang si kecil?

Ya, ada 2 kelebihan dari sarapan pagi yang jarang diketahui.

Ternyata, dengan melakukan sarapan, tingkat konsentrasi seseorang akan meningkat dan ini bisa berimbas pada kecerdasan.

Ini disampaikan oleh dr. Raissa E. Djuanda, M. Gizi, Sp. GK dalam acara Konsentrasi Ciptakan Mimpi bersama Energen di salah satu Mall di Jakarta, Kamis (21/02).

Baca Juga : Keluarga TKW Asal Palembang yang Diculik di Malaysia Meminta Pertolongan Jokowi dan Prabowo Lewat Medsos

"Menurut beberapa riset, 10% - 30% anak melewatkan sarapannya. Jadi kalau badan kita nggak diisi, nggak ada energi. Kalau yang melewatkan waktu sarapan, bisa ngantuk karena gula darah turun. Jadi buat nggak konsen.

Anak yang sarapan punya zat besi dan vitamin lebih tinggi. Fungsi zat besi untuk transport oksigen dan vitamin B untuk syaraf," ujar dr. Raissa.

Tak hanya soal kecerdasan saja, tetapi dengan sarapan juga dapat meningkatkan kinerja kognitif di mana emotional alert-nya akan berfungsi dengan baik.

Baca Juga : Kronologi Ani Yudhoyono Divonis Kanker Darah: Dirujuk ke Singapura hingga Buat Catatan Harian

"Nggak cuma jadi pintar, tapi kesabaran dan ketenangannya itu ada," ujar Dr. dr. Taufiq Pasiak, M.Kes, M.Pd.

Namun, untuk mendapat kecerdasan dan emosional yang baik, menurut dr. Taufiq, sarapan harus dilakukan secara kontinuisitas atau secara terus menerus.

"Sarapan itu harus terbiasa. Maintenance-nya harus bagus. Kalau bagus, efek cognitive function-nya bagus. Sarapan kuncinya kontinuisitas.

Cognitive, emotion, dan behavior itu berpengaruh dari sarapan," tambah dr. Taufiq.

Lalu, bagaimana jika kita telah terlanjur berada di kebiasaan yang kurang baik, yakni senang mengabaikan sarapan?

Baca Juga : Bukan Tradisi Kerajaan, Meghan Markle Kembali Lakukan Baby Shower di Inggris

dr. Taufiq menjelaskan bahwa semua orang bisa mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan yang lebih baik.

Dijelaskan oleh dr. Taufiq, butuh waktu minimal 22 hari untuk membangun hal baru.

"Kalau mau ubah kebiasaan yang baru itu minimal 22 hari biar jadi suatu habit. Begitu diulang-ulang, otak akan menerima kebiasaan tersebut, lalu terbangun.

Baca Juga : Barangnya Dibilang KW, Barbie Kumalasari: Orang Kaya Mana Mau Pamer!

Kecuali untuk kefasihan bahasa dan matematika, misalnya. Itu membutuhkan waktu lebih lama karena harus latihan. Pokoknya, minimal 22 hari," ujar dr. Taufik.

Pun dengan kandungan nutrisi yang seharusnya ada di dalam sarapan.

Dijelaskan oleh dr. I Gusti Lanang, dalam satu piring sarapan setidaknya harus ada 7 nutrisi, yakni karbohidrat, protein nabati, protein hewani, serat pangan, lemak, vitamin, dan mineral.

Baca Juga : Usia Hampir Setengah Abad, Thomas Djorghi Pilih Adopsi Anak Daripada Menikah, Kenapa?

Jika tidak dapat dipenuhi, minimal ada 4 nutrisi dalam piring agar anak tak kurang gizi.(*)