Bedah Bariatrik Bisa Jadi Solusi Atasi Obesitas, Seperti Apa?

By Winggi, Jumat, 15 Maret 2019 | 18:24 WIB
Bedah Bariatrik Bisa Jadi Solusi Atasi Obesitas, Seperti Apa? (Istock)

NOVA.id - Di zaman yang serba instan saat ini banyak orang dihantui rasa takut akan penyakit obesitas.

Diketahui jika obesitas merupakan penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik sehingga menimbulkan gangguan metabolik.

Penyakit ini disebut bisa menurunkan angka harapan hidup seseorang, sebab obesitas menjadi pintu masuk bagi penyakit seperti kolesterol, diabetes mellitus, hipertensi, dan gangguan vaskular lainnya.

Baca Juga : Kritis, Begini Kondisi Ayah dan Anak WNI Korban Penembakan Brutal di Selandia Baru

Sehingga kita perlu sadar akan berat badan, karena jika tidak segera ditangani akan berkembang menjadi obesitas morbid dengan risiko gangguan kesehatan yang semakin tinggi.

Dr.dr. Peter Ian Limas, Sp. B-KBD, dokter spesialis bedah konsultan bedah digestif RS Pondok Indah jika obesitas bisa diatasi dengan tindakan yang disebut dengan bedah bariatrik.

"Salah satu tindakan penanganan untuk kasus obesitas adalah bedah bariatrik. Tindakan ini dapat dilakukan apabila pasien sudah dikategorikan sebagai obesitas morbid dan memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi," jelas dr. Peter.

Baca Juga : Seharga Rp5 Miliar, Siger Pernikahan Syahrini Miliki Arti Khusus

Tak hanya itu, dr. Peter juga menambahkan jika bedah bariatrik ini juga cocok bagi pasien IMT sedang tetapi memiliki risiko tinggi terhadap penyakit diabetes dan hipertensi.

"Selain diperuntukkan bagi para pasien obesitas morbid, bedah bariatrik juga dapat dimanfaatkan untuk membantu pasien yang memiliki IMT sedang, namun punya risiko tinggi terhadap penyakit diabetes dan hipertensi," tambahnya.

Dikatakan dr. Peter, bedah bariatrik yang paling sering dilakukan adalah sleeve gastrectomy, bypass lambung, dan ikat lambung.

Baca Juga : Hotman Paris Ungkap Alasan Syahrini Unfollow Instagramnya, Iri dengan Luna Maya?

Sleeve gastrectomy adalah tindakan pemotongan lambung pasien kurang lebih sebanyak 85 persen sehingga didapatkan ukuran lambung yang lebih kecil.

Untuk bypass lambung merupakan tindakan penggabungan bagian atas lambung dengan usus kecil sehingga makanan tidak lagi melewati lambung dan tidak banyak kalori makanan yang diserap.

Sementara ikat lambung yakni tindakan pemasangan karet pengikat pada lambung yang bersifat adjustable sehingga pasien dapat menentukan berapa banyak porsi makanan yang ingin dikonsumsi.

Baca Juga : Menyentuh Hati, Reino Barack akan Cari Syahrini Meski di Kehidupan Lain bak Tak Mau Terpisah!

Tiga tindakan ini sama-sama punya hasil akhir penurunan berat badan akibat berubahnya bentuk organ pencernaan pasien sehingga memerangi pola makan dan penyerapan makanan di dalam tubuh.

Tak sembarangan, seseorang yang ingin melakukan bedah bariatrik harus menjalani prosedur yang sudah ditetapkan.

Pertama seseorang harus melakukan pemeriksaan awal dengan teknologi skrining melalui pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan jantung, dan USG dengan teropong (endoskopi) untuk melihat kondisi lambung.

Baca Juga : Skandal Seks Terbongkar, Ini Isi Chat Jong Hyun CNBLUE Minta Teman Perempuan pada Jung Joon Young

Berbagai pemeriksaan tersebut akan menentukan layak tidaknya seseorang menjalani bedah bariatrik dan juga menjadi faktor penentu tindakan bariatrik apa yang sesuai untuk dilakukan.

Tak hanya itu, pasien pun dihimbau untuk menjalani diet rendah kalori selama sekitar 10 hari sebelum tindakan.

Ini bermanfaat untuk mengecilkan organ hati yang letaknya terkadang menutupi lapangan pandang daerah bedah.

Baca Juga : Kolaborasi untuk Kuatkan Ekosistem Digital Indonesia, Binar Academy Gelar Retrospekt!

Bahkan pasien juga dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik dan dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik, dan diabetes pada saat sebelum dan sesudah tindakan bariatrik ini.

"Bagi pasien obesitas morbid yang membutuhkan penurunan berat badan secara ekstrim, bedah bariatrik memiliki berbagai kelebihan, salah satunya dapat menurunkan berat badan dengan lebih cepat dan relatif mantap.

Dengan menggunakan minimal invasive laparoscopy, pasien akan merasakan nyeri yang lebih minimal, juga risiko komplikasi tindakan yang lebih rendah, sehingga masa rawat inap di rumah sakit akan lebih singkat," jelas dr. Peter.

Baca Juga : Reaksi Gading Marten Saat Tahu Gisel Jalin Hubungan dengan Wijin

Disebutkan jika bedah bariatrik ini juga menjadi solusi bagi pasien yang memiliki riwayat diabetes.

Dengan begitu bedah bariatrik sering disebut dengan bedah metabolik.

Teknik gastric bypass, dapat dicapai remisi (hilangnya gejala sehingga tidak memerlukan pengobatan lagi) pada lebih dari 80 persen penderita diabetes tertentu. Remisi ini bisa terjadi dalam beberapa hari sesudah operasi dan tidak harus menunggu berat badan pasien menurun.

Namun dr. Peter mengingatkan jika bedah bariatrik bukanlah satu-satunya peluru emas.

Baca Juga : Blak-blakan, Gisella Anastasia Sudah Berani Sebut Wijin Pawang Hati

Faktor utama untuk berhasilnya tindakan ini yakni komitmen dan konsistensi yang kuat dari pasien.

"Meski mampu menurunkan bobot tubuh dengan cepat, bedah bariatrik bukanlah peluru emas, tindakan ini hanya sebagai pendukung.

Faktor utama keberhasilan bariatrik adalah komitmen dan konsistensi yang kuat dari pasien untuk mengubah gaya hidup mereka seumur hidup," ungkap dr. Peter. (*)