NOVA.id – Saat sedang intim dengan suami, salah satu faktor penting adalah foreplay atau pemanasan.
Sementara, pada umumnya perempuan membutuhkan waktu foreplay yang lebih lama dibandingkan laki-laki, hingga akhirnya benar-benar siap melakukan hubungan seksual.
Foreplay akan menentukan kualitas hubungan seksual, selain itu juga akan mempengaruhi kepuasan kita maupun suami.
Baca Juga : Oats Sebagai Solusi Praktis Untukmu yang Sering Skip Sarapan!
Menurut Elizabeth Santosa, psikolog dan sexpert dari Kondom Fiesta, durasi foreplay tergantung pada masing-masing pasangan.
“Foreplay akan menentukan nyaman tidaknya atau enak tidaknya hubungan seksual, juga berpengaruh pada kualitas hubungan seksual itu sendiri. Lamanya, tergantung selera,” tuturnya pada NOVA.id.
Waktu ideal untuk melakukan foreplay akan sangat bervariasi antara satu pasangan dengan pasangan lain.
Baca Juga : Hati-Hati, Pengangkatan Rahim Berakibat Menopause hingga Sebabkan Osteoporosis pada Perempuan
“Biasanya, durasi ideal melakukan foreplay tidak lebih dari 15 menit, namun kembali lagi, tergantung pada masing-masing individu,” tutur perempuan yang akrab disapa Lizzie ini.
Menurut Lizzie, ada dua faktor yang mempengaruhi durasi foreplay, yaitu selera dan budaya.
“Dua hal yang mempengaruhi durasi foreplay adalah selera dan budaya. Selera akan bergantung pada masing-masing pasangan, apakah keduanya sudah cukup terstimulasi atau belum,” jelasnya.
Baca Juga : Rasa Bangga Happy Salma Didapuk menjadi Penasihat Seni Hotel Bintang Lima
Kemudian, ada juga kelompok masyarakat dengan budaya tertentu yang memang melakukan foreplay lebih lama.
“Untuk budaya, ada pula yang memang menikmati foreplay dengan durasi yang lebih lama sebelum akhirnya masuk ke penetrasi,” paparnya.
Karena faktor-faktor tersebut, maka foreplay yang berkualitas tak bisa ditentukan dari durasinya.
Baca Juga : Bedah Bariatrik Bisa Jadi Solusi Atasi Obesitas, Seperti Apa?
“Yang terpenting, foreplay sebagai stimulasi sudah cukup membangkitkan gairah dan menyiapkan tubuh untuk lanjut pada tahap penetrasi,” pungkasnya. (*)