Ia pun diperbolehkan pulang meski masih dalam kondisi berdarah-darah, tapi akhirnya harus dilarikan kembali ke rumah sakit.
“Saya mengalami perdarahan dalam,” kata Smith.
“Setelah operasi, ibu saya diberitahu bahwa ketika mereka mengoperasi, indung telur saya hitam dan mereka harus melakukan histerektomi. Setelah operasi saya mengalami syok septik hingga saya berada di ICU selama beberapa minggu.” jelas Smith.
Baca Juga : Ibunda Baim Wong Bocorkan Mantan Kekasih Anaknya: Semua Baik Kecuali si Itu Tuh!
Smith mengungkapkan organ-organ tubuhnya mulai gagal berfungsi dan ia ditempatkan pada ventilator.
“Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi atau apa yang akan terjadi,” tulis Smith dalam sebuah esai yang diterbitkan dalam Women’s Health, seperti dilansir dari Fox News.
“Saya yakin saya tidak akan berhasil, saya akan mati.”
Baca Juga : Sadis! Seorang Perempuan Calon Pendeta Diduga Dirudapaksa sebelum Dibunuh
Smith yang merupakan seorang ibu menghabiskan berminggu-minggu jauh dari putrinya karena tidak ingin pealatan medis membuat anaknya takut.
Ia juga kehilangan rasa di bagian tangan dan kakinya.
"Pada akhir minggu ketiga saya di rumah sakit, sensasi kembali ke tangan saya sementara jari-jari kaki saya mulai menghitam akibat nekrosis, kematian jaringan karena kehilangan aliran darah," tulisnya.
Baca Juga : Tessa Kaunang Jalani Laser Miss V Seharga Rp7 Juta, Bisa Bikin Kembali Rapat?
“Pada tanggal 2 Februari, hampir dua bulan setelah operasi pertama saya, saya akhirnya dipulangkan dengan prognosis yang membayangi saya selama berbulan-bulan: Ketika saya merasa siap, saya harus kembali untuk menghilangkan semua jari kaki di kaki kiri saya dan ujung jari kaki kanan saya." terangnya.
Pada awal Mei, jari kaki Smith akhirnya diamputasi dan ia mengatakan tak lagi bisa kembali ke sekolah atau salah satu pekerjaan paruh waktunya.
Smith juga mengatakan jika dia diberi tahu behawa IUD dipasang terlalu cepat setelah melahirkan dan pemulihan rahim mendorongnya ke atas, atau pengetatan otot-ototnya selama setiap siklus menstruasi memaksa alat tersebut naik ke atas. (*)